Ciptakan 'Babi Super' Sebesar Mungkin yang Kebal Penyakit dan Lebih Berat Daripada Beruang Kutub, Begini Kabar Terbaru Garapan China Tersebut

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Para pengamat kini mengatakan bahwa usaha China dalam membiakkan babi super yang lebih berat dari beruang kutub terancam gagal.

Intisari-Online.com - Para pengamat kini mengatakan bahwa usaha China dalam membiakkan babi super yang lebih berat dari beruang kutub terancam gagal.

Dilansir dari Daily Star, Jumat (3/4), untuk mengatasi masalah kekurangan daging babi di negara ini, para etani berusaha keras.

Yakni dengan berusaha menghasilkan babi yang kebal penyakit.

Seorang petani babi di wilayah provinsi Guangxi, Zhao Hailin, mengatakan kepada Bloomberg, mereka ingin membesarkan babi 'sebesar mungkin.'

Baca Juga: Beri Peringatan Tentang Corona, Dokter di Wuhan Kembali Lenyap Tanpa Jejak Setelah Dibungkam Pihak Berwenang China

Harga daging babi yang tinggi telah mendorong peternak untuk memelihara babi sebesar 175 kilogram hingga 200 kilogram.

Satu setengah tahun yang lalu, kawanan babi China menjadi korban demam babi yang menewaskan sekitar 60% populasi babi, menurut South China Morning Post.

Namun, pengamat mengatakan negara itu perlu fokus pada bio-security daripada pengembangan super-babi, atau industri akan gagal.

Baca Juga: Setelah Hebohkan Publik Dengan Jadi Ayah Termuda di Dunia di Usia 13 Tahun, Sosok ini Justru Sebutkan Ia Telah Ditipu Habis-habisan dan Kini Menyesal, ini Cerita Lengkapnya

Ini termasuk memperbaiki transportasi babi dalam kondisi tidak higienis, serta mendidinfektan peternakan.

Saat ini, tidak ada vaksin untuk Flu Babi Afrika, meskipun Institut Penelitian Veteriner Harbin China, badan penelitian top negara tentang penyakit hewan, mengklaim telah mengembangkannya - tidak diketahui kapan ini akan tersedia secara komersial.

Chenjun Pan, analis senior untuk protein hewani di Rabobank mengatakan kepada South China Morning Post:

Baca Juga: Satu Keluarga di Suamtera Utara Ini Dikucilkan Hingga Dijauhi Warga Karena dikira Menderita Covid-19 Faktanya Kondisinya Ternyata Seperti Ini

"Karena penyakit ini telah ditemukan di banyak negara, saya tidak berpikir ada kemajuan besar (dalam hal menghilangkan penyakit)."

“Sudah ada beberapa vaksin, tetapi efektivitas vaksinnya tidak memuaskan."

"Sejauh ini belum ada solusi dari perspektif medis."

Baca Juga: Tiga Ratus Polisi di Sukabumi Positif Terinfeksi Covid-19, Asal Muasalnya Dari Siswa Alami Demam Berdarah, Adakah Kaitan Kedua Penyakit Tersebut?

Para peneliti skeptis tentang China yang hidup dengan flu babi karena tidak ada vaksin, dan lebih memilih menciptakan babi super daripada mengambil langkah-langkah pencegahan dan meningkatkan kebersihan.

EW Johnson, dari Enable AgTech Consulting di Beijing mengatakan:

“Babi-babi dengan ASF dijual untuk disembelih setiap hari, dan truk-truk kotor pergi ke mana-mana, menyebarkan penyakit seperti halnya ketika wabah ASF dimulai."

Baca Juga: Kisah Tragis Mantan Pacar Kim Jong-Un, Dieksekusi Mati Setelah Video 'Skandal' Dewasanya Terbongkar, Kehidupanya Juga Pontang-panting Setelah Putus dari Sang Diktator

“Tidak ada keraguan bahwa orang-orang sangat bersemangat tentang babi super ini."

"Tapi tampaknya mereka lebih suka hidup dengan ASF daripada membuangnya. ”

Feng Yonghui, kepala analis di situs web industri daging babi Soozhu.com mengatakan:

Baca Juga: Darurat Corona Roro Fitria Bebas Bersyarat, Sementara Saipul Jamil Hanya Bisa 'Gigit Jari', Ternyata karena Tak Bisa Penuhi Syarat Ini

"Masalah paling penting sekarang adalah bagaimana mengendalikan epidemi ASF."

"Dan menciptakan babi super bukan mrupakan salah satu cara untuk melakukannya."

"Seluruh industri global mengakui bahwa tindakan pencegahan terbesar adalah meningkatkan biosecurity." (*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait