Cicit RA Kartini Dilaporkan Hidup Memprihatinkan, Ini Penjelasannya

Mentari DP

Penulis

Fakta itu diungkap Bupati Jepara Ahmad Marzuki, di sela peringatan hari Kartini di Pendopo Kabupaten Jepara.

Intisari-Online.com – Pada tanggal 21 April kemarin, kita semua memperingati hari Kartini.

Namun peringatan hari Kartini di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membuka fakta baru soal keturunan langsung pahlawan nasional tersebut.

Keturunan RA Kartini yang tinggal di Bogor, Jawa Barat, ini tinggal dalam kondisi memprihatinkan.

Fakta itu diungkap Bupati Jepara Ahmad Marzuki, di sela peringatan hari Kartini di Pendopo Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018) kemarin, sebagaimana dilansir dari situs resmi Pemprov Jateng.

RA Kartini yang lahir Jepara pada 139 tahun lalu diketahui menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada 12 November 1903.

Baca juga:WNI Padati Perayaan Kartini di Roma, Warga Asli pun Antusias Hadiri Rangkaian Acara

Putri dari Bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat itu dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat, yang lahir pada 13 September 1904. RM Soesalit diketahui menikah dengan Siti Loewijah.

Dari pernikahan itu lahir seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit. Boedi Soesalit merupakan satu-satunya cucu RA Kartini.

Kemudian Boedi Soesalit menikah dengan Sri Bidjatini dan dikaruniai lima orang anak. Kelimanya adalah Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Namun, sejak Boedi meninggal, kehidupan cicit RA Kartini itu memprihatinkan. Dari lima cicit itu, hanya cicit tertua bernama Kartini yang relatif ekonominya lebih baik.

"Setelah Boedi Soesalit meninggal, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini, bersama lima anaknya hidup dalam keprihatinan," ungkap Bupati Jepara Ahmad Marzuki.

Menurut Marzuki, hanya cicit tertua bernama Kartini yang hidup dalam kondisi ekonomi yang lebih baik. Sementara lainnya membutuhkan uluran tangan.

Baca juga:Simpan Batu 'Sakti', Inilah si Mantan Juru Kunci Makam Kartini yang Mengaku Keturunan Raja Brawijaya IV

Marzuki merinci, cicit bernama Kartono saat ini berprofesi sebagai tukang ojek. Begitu pula dengan cicit bernama Samimum yang berprofesi sebagai tukang ojek. Cicit lain bernama Rukmini telah ditinggal mati suaminya, juga kesulitan masalah ekonomi.

"Sementara Rachmat sudah meninggal,” ucap Marzuki.

Marzuki menambahkan, para keturunan Kartini itu tidak ada yang tinggal atau menetap di Jepara. Mereka justru tinggal di rumah bantuan pemerintah di daerah Parung, Bogor.

Namun, mereka terpaksa harus pergi dari rumah itu karena cucu RA Kartini langsung bernama Boedi Soesalit telah tiada.

"Jadi ada oknum yang meminta mereka meninggalkan rumah bantuan pemerintah itu. Cucu menantu dan para cicit RA Kartini dianggap tidak berhak menghuni lagi” tambah Marzuki.

Politisi PPP itu meminta pemerintah terus berusaha agar memberi perhatian kepada keturunan RA Kartini itu.

Pemda Jepara ingin agar mereka dapat hidup layak, serta beasiswa pendidikan bagi keturunan RA Kartini yang masih hidup.(Nazar Nurdin) (Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Benarkah Cicit RA Kartini Hidup Susah?")

Baca juga:Kisah Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Semata Wayang Kartini yang Jadi ‘Orang yang Diharapkan’ Kaum Komunis

Artikel Terkait