Penulis
Intisari-Online.com - Soary Randrianjafizanaka yang merupakan perwakilan dari lembaga perlindungan lingkungan Madagaskar akhirnya melakukan penyelidikan.
Dia bersama dengan polisi dan kolega, awal bulan ini menyelidiki bau tengik yang berasal dari sebuah rumah dua lantai di Toliara, sebuah kota di pantai barat daya Madagaskar.
Bagian dalam rumah sangat mengejutkan, ribuan kura-kura dengan berbagai ukuran menutupi lantai.
Randrianjafizanaka mengatakan bau kotoran dan air kencing kura-kura itu 'luar biasa'.
Baca juga:Aneh Tapi Nyata, Kura-Kura Ini Bernapas Lewat Organ Intim dan Punya Rambut Mohawk
"Anda tidak akan bisa membayangkan. Itu sangat mengerikan," katanya.
"Mereka punya kura-kura di kamar mandi, di dapur, dan mana-mana di dalam rumah."
Secara keseluruhan rumah itu terdiri dari 9.888 kura-kura hidup, sebuah dan 180 yang mati.
Kura-kura tersebut merupakan jenis spesies langka (Radiated tortoise) yang hanya ditemukan di Madagaskar
Randrianjafizanaka membantu menghitung mereka ketika tim penyelamat memasukkan mereka ke enam truk yang akan melakukan perjalanan ke Le Village Des Tortues (Desa Penyu dalam bahasa Prancis).
Di tempat tersebut akan ada fasilitas rehabilitasi kehidupan kura-kura di Ifaty, 18 mil sebelah utara Toliara.
Dibutuhkan waktu sampai pagi (keesokan harinya) untuk memindahkan semua kura-kura ke pusat penyelamatan.
Sebagian besar hewan hidup dan dalam keadaan baik, menurut Na Aina Tiana Rakotoarisoa, dokter hewan yang merawat mereka.
Akan Tetapi seminggu setelah penemuan mereka, 574 kura-kura mati karena dehidrasi atau terekena infeksi.
Baca juga:(Foto) Beberapa Bocoran Temuan Hewan Langka dari Perairan Jawa yang Akan Dipublikasikan pada 2020!
Pihak berwenang telah meciduk oknum-oknum yang bertanggung jawab.
Ada tiga tersangka - dua pria dan seorang wanita.
Menurut Randrianjafizanaka, orang-orang itu sedang dalam proses mengubur kura-kura yang mati ketika timnya tiba.
Rick Hudson, presiden dari Turtle Survival Alliance yang berbasis di AS, yang telah membantu upaya penyelamatan.
Kura-kura tersebut kabarnya akan diselundupkan keluar negeri.
Randrianjafizanaka berpikir bahwa banyaknya kura-kura menunjukkan upaya yang terorganisir.
"Kami tidak tahu persis siapa orang besar itu, tetapi kami tahu ada bos besar," katanya.
Mengambil kura-kura darat dari hutan adalah ilegal di Madagaskar, dan sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh 182 negara dan Uni Eropa melarang perdagangan komersial spesies tersebut.
Baca juga:Seorang Ilmuan Kaget Saat Menemukan Binatang Langka yang Bisa 'Meledak' di Hutan Kalimantan
Meskipun demikian, hewan-hewan semakin menjadi sasaran para pemburu, yang menjualnya secara lokal sebagai daging bush atau menyelundupkannya langsung ke Asia Tenggara atau Cina.
Kura-kura biasannya dijual kepada kolektor reptil.
Hilangnya hutan juga memakan korban populasi kura-kura darat.
Sebuah perkiraan menempatkan jumlah mereka yang turun dari 12 juta (tahun 1990-an) ke enam juta pada tahun 2013.
Hari ini populasi kemungkinan turun lagi mendekati tiga juta, kata Hudson.
Hudsonbenar-benar terkejut bahwa begitu banyak kura-kura direnggut dari alam liar.
"Mereka sedang dipanen pada apa yang saya sebut tingkat mengkhawatirkan, bencana," katanya.
Pemburuan satwa liar meningkat di Madagaskar setelah 2009.
Dalam beberapa tahun terakhir, penyitaan kura-kura Radiated, juga kura-kura Ploughshare telah menjadi rutin.
Pada 2015, pemerintah menyita 453 kura-kura Radiated dari Bandara Internasional Ivato di Madagaskar.
Tahun 2016 pemerintah juga menyita 316 kura-kura yang ditangkap di Cina tenggara yang melibatkan pegawai bandara. (Adrie P. Saputra)