Demi Cegah Penularan COVID-19, Penata Rambut Ini Mengenakan 'Kostum' yang Tak Terpikirkan Sebelumnya, Simak 10 Hal Lain Ini Untuk Perangi Pandemi Virus Corona

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Dalam upaya untuk menghentikan penyebaran Covid-19, negara-negara di seluruh dunia menerapkan social distancing.

Intisari-Online.com - Bisnis di seluruh dunia harus beradaptasi dengan hambatan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya akibat pandemi virus corona.

Tetapi satu salon rambut di Belanda yang mencoba mengatasi hambatan ini dengan mengenakan 'pakaian pengaman' mereka sendiri.

Dalam upaya untuk menghentikan penyebaran Covid-19, negara-negara di seluruh dunia menerapkan social distancing.

Namun aturan ini jelas sangat susah dilakukan saat sedang memotong rambut seseorang.

Baca Juga: Hadapi Corona: Ini 13 Tips Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh, Salah Satunya Menggerakkan Tubuh

Hal ini pun kemudian menginspirasi seorang stylist di Bella Rosa salon di Oss, Belanda, untuk mengenakan perisai yang menghalanginya dengan pelanggan.

Ya, caranya yakni dengan mengenakan payung yang diberi lubang dua tepat di mata agar mereka bisa melihat.

Jelas kostum ini membuat penata rambut terlihat konyol,.

tetapi inovasi ini berhasil mencuri banyak perhatian orang semenjak diunggah di Facebook.

Baca Juga: Cerita Sopir Bus Bogor-Wonogiri Positif Corona, Dua Kali Dicek RS Dinyatakan Sehat dan Sempat Pulang

Salah satu pengguna Facebook berkomentar:"Anda berhasil ciptakan penemuan luar biasa. Wanita ini sungguh super."

Sementara itu, ada komentar lain dengan nada sinis berujar:

"Banyak orang gila sekarang ya."

Sementara itu, CNNmencatat ada 10 pelajaran yang dapat dipetik dari pola hidup orang Asia dalam memerangi wabah mematikan tersebut:

1. Bersikap Transparan

Baca Juga:Usai Menyembelih Babi, Pria Ini Mendadak Kaya Setelah Temukan Benda Aneh Berbulu Ini, Tak Pernah Terjadi Sebelumnya Meski Sudah Ternak Babi Bertahun-tahun

Transparasi pemerintah dan memberikan informasi yang mudah diakses publik dapat membantu masyarakat mengetahui risiko serta tindakan pencegahan yang diperlukan.

Dengan adanya transparasi, masyarakat dapat terhindar dari kepanikan dan kesalahan informasi.

Lebih jauh, Singapura misalnya, membagikan pembaruan virus corona.

Pembaruan itu berisi informasi berapa banyak kasus dan pasien yang pulih, hingga infeksi baru yang dikonfirmasi.

Baca Juga:Naas, Wanita Hamil dan Kelima Anaknya Ini Tewas Setelah Dipaksa Berjalan Melewati Api, dan Penduduk Satu Desa Dibantai oleh Aliran Sesat: 'Kami Terpilih oleh Tuhan'

Sama halnya dengan Hong Kong, Taiwan, Jepang hingga Korea Selatan.

Lembaga pemerintah meluncurkan kampanye dan membagikan informasi publik tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang dapat dilakukan warga.

2. Mengurangi Kontak

Baca Juga:Tagihan Kakek Miskin Ini Tembus Rp259 Milliar, Padahal Sehari-hari Hanya Pakai Lampu dan Kipas Angin, Kok Bisa?

Untuk diketahui, penyebaran virus corona terjadi saat ada kontak fisik yang erat.

Satu di antara langkah penting untuk mengantisipasi terpapar virus adalah dengan menjaga kontak.

Terkait hal ini, negara-negara di seluruh Asia telah menangguhkan sekolah.

Tak hanya itu saja, pertemuan publik seperti perayaan Tahun Baru Imlek, ruang publik kolam renang, ditutup untuk sementara.

Baca Juga:Tak Mau Anaknya Jatuh ke Pelukan Perempuan Lain, Ini Fakta-Fakta Ibu Nikahi Anak Kandung di Gorontalo, Didasari Suka Sama Suka hingga Rela Diusir dari Desa

Orang-orang disarankan untuk bekerja dari rumah.

Para penata rambut di China bahkan mempunyai cara unik agar tak terjadi kontak fisik secara langsung dengan pelanggan.

Mereka menggunakan metode potong rambut jarak jauh

3. Bersiap

Pihak berwenang bersiap untuk menghadapi wabah sebelum virus tersebut menyebar luas.

Pada Januari 2020 ini, diketahui, virus tersebut menyebar dengan cepat ke segala penjuru Asia.

Baca Juga:Diminta Teman yang Sudah Renta untuk Menjualkan Rumahnya, Wanita Ini Justru Gelapkan Uangnya Sebesar Rp91 Juta

China bahkan mendirikan pusat karantina dalam beberapa hari.

Tak hanya itu saja, penggalakan pasokan tenaga medis hingga mengatur tanggap darurat.

Thailand, yang merupakan wilayah pertama penyebaran virus di luar China, mengeluarkan kebijakan pemeriksaan suhu tubuh di pusat-pusat transportasi.

4. Melakukan Tes

Baca Juga:Merasa Negaranya Aman dari Virus Corona, Kim Jong-Un Besar Kepala dan Sebut Hanya Korea Utara yang Sanggup Mengatasi Virus Corona, Padahal Kenyataanya Kondisi Korea Utara Lebih Menyedihkan

Berbagai negara juga mendorong tes awal di seluruh distrik.

Tindakan itu dilakukan untuk mengidentifikasi kedatangan virus dengan cepat.

Korea selatan sebagai contoh, melakukan pengujian awal dan melaporkan setiap gejala.

Kementerian kesehatan negara tersebut meluncurkan aplikasi smartphone yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan harian atas gejala mereka.

Serta memberikan informasi kepada pejabat kesehatan bila muncul gejala.

Korea Selatan bahkan mendirikan tempat pengujuan virus corona 'drive thourgh'.

Orang-orang berkendara ke lokasi drive thourgh, petugas kesehatan yang mengenakan seragam memndaftarkan driver dan memeriksa sushu tubuh mereka, serta mengambil sampel.

Pengemudi melewati seluruh proses pengujian dalam hitungan menit tanpa keluar dari mobil mereka.

Membuat proses pengujian lebih mudah dan tes berlangsung dengan cepat.

Petugas juga aman dari paparan virus.

Baca Juga:Uang Kertas Bisa Tularkan Corona, Lantas Berapa Lama Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda?

5. Praktik Kebersihan

Semua kalangan masyarakat diimbau untuk memperhatikan kebersihan, terutama mencuci tangan.

Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.

Hindari menyentuh mata atau mulut dengan tangan.

Dan berhati-hati terhadap area wajah yang Anda sentuh.

Negara-negara Asia meluncurkan kampanye demi meningkatkan kesadaran publik.

Pemerintah juga menyebarkan kiat tentang cara menjaga kebersihan.

Di Hong Kong, orang-orang memakai sarung tangan ketika berpergian.

Kampanye institusional serupa membantu kesadaran individu lebih tinggi di antara warga.

Hal itu dapat membantu mencegah menahan penyebaran virus secara global.

Baca Juga:Uang Kertas Bisa Tularkan Corona, Lantas Berapa Lama Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda?

6. Jam Kerja Fleksibel

Jutaan orang Asia bekerja dari rumah sejak virus corona semakin meluas.

Selama lebih dari satu bulan, orang-orang bekerja dengan jam kerja yang lebih fleksibel.

Beberapa perusahaan mengirim semua karyawan pulang.

Tentu saja ada kesulitan dalam kebijakan ini.

Bila sekolah diliburkan, orang tua yang bekerja dari rumah mungkin juga perlu merawat anak-anak mereka.

Bekerja dari jarak jauh tidak praktis bagi sebagian orang yang bekerja di bidang industri layanan pelanggan.

Di Hong Kong, beberapa karwayan buka suara kepada Cnn, mereka merasa frustasi saat atasannya tidak mengizinkan mereka bekerja dari jarak jauh.

Menurut para karyawan, keputusan atasan mereka membuatnya dalam risiko infeksi tinggi.

Baca Juga:Iran Kerahkan 300 Ribu Tentara untuk Hadapi Corona, Pimpinan Garda Revolusi Iran: Virus Corona Itu Senjata Biologis AS

7. Jangan 'Panic Buying'

Di Hong Kong, bulan Februari ini ditandai dengan 'panic buying'.

Pasokan di pertokoan kosong lantaran orang-orang khawatir beberapa barang menjadi langka.

Kebutuhan pangan dan lain sebagainya di pasar swalayan tercatat terjual habis.

Sebagian orang membeli cukup banyak untuk pasokan beberapa minggu.

Bukan hanya tisu toilet, orang-orang mengambil masker, pembersih tangan, perlengkapan kebersihan dan makanan pokok.

Panic buying memicu kekacauan dan ketakutan yang tidak perlu.

Baca Juga:Minum Air Rendaman Biji Ketumbar untuk Sembuhkan Batuk Pilek, Begini Cara Membuatnya!

8. Jangan Takut Hewan Peliharaan

Satu ekor anjing dites positif mengidap virus corona di Hong Kong, minggu lalu.

Hasil tes yang menunjukkan positif itu memicu kekhawatiran terhadap hewan peliharaan yang dapat menangkap dan menularkan virus ke pemiliknya.

Para ahli mengungkapkan, dipastikan penyebaran virus corona bukan dari hewan.

Cuci tangan Anda setelah menyentuh hewan peliharaan Anda.

Bila benar-benar khawatir, usap kaki hewan peliharaan Anda dengan tisu antiseptik setelah mereka berada di luar.

Baca Juga:7 Manfaat Bit Merah untuk Wajah, Salah Satunya Mengusahakan Hilangkan Kerutan di Wajah, Mau Coba?

9. Jangan Menstigma Pasien

Ketika virus menyebar, begitu pula dengan rasa takut: paranoid dan diskriminasi.

Para ahli memperingatkan soal stigma pasien.

Misalnya, karantina begitu penting dalam proses menekan penyebaran virus corona.

Tetapi bila dilakukan dengan cara yang salah, pasien dapat berpotensi diperlakukan kurang bermartabat dan hormat.

Baca Juga:Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 6 Maret 2020, Libra Siapkan Makan Malam yang Menyenangkan dan Pisces Berlatihlah Aerobik

10. Jangan Panik

Sementara pemerintah dan warga negara harus bersiap menghadapi virus, hal terpenting adalah tidak panik.

Berdasar data yang tersedia saat ini, virus corona diperkirakan memiliki tingkat kematian sekira dua persen.

Data tersebut lebih tinggi dari influenza, tetapi jauh lebih rendah daripada SARS.

Bagi banyak orang virus corona memiliki gejala yang sama dengan flu biasa.

Lebih jauh, di China, lebih dari setengah kasus telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit.

Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, orang tua dan yang sangat muda, ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius seperti pneumonia atau bronkitis.

Orang dengan gejala yang terasa lebih buruk daripada pilek biasa harus mengunjungi dokter mereka.

Artikel Terkait