Penulis
Intisari-Online.com - Jumat (28/2/20200, pemerintah China melaporkan 44 kasus infeksi virus corona terbaru yang menunjukkan tingkat infeksi di negara tersebut berkurang jauh.
Secara umum, kini sebanyak lebih dari 78 ribu orang terinfeksi di daratan utama China.
Meski begitu, angka 44 merupakan angka terendah sejak terakhir China melaporkan 259 kasus infeksi pada 24 Januari 2020.
Penurunan umum dalam infeksi baru di China terjadi ketika infeksi di negara lain semakin meningkat tajam, salah satunya di Italia.
Baca Juga: Hamil 1 Bulan, Nagita Slavina Keguguran: Catat, Ini 11 Penyebab Ibu Hamil Bisa Alami Keguguran
Hingga Kamis (27/2), angka kematian akibat corona di Italia mencapai 17 orang.
Jumlah kasus terkonfirmasi melonjak lebih dari 200 dalam sehari menjadi 650.
Saking parahnya, rumah sakit di Italia bahkan bakal masuk ke dalam kekacauan jika wabah corona semakin parah dan menyebar.
Dilansir dari Kontan.id, Pemerintah Provinsi Lombardy, Italia, memperingatkan, 10 persen dari penduduk yang tertular memerlukan perawatan intensif.
Pihak berwenang Italia mendapat tekanan yang terus meningkat untuk mengembalikan kondisi normal di negaranya, setelah memberlakukan pembatasan ketat seminggu yang lalu di sebagian besar wilayah Utara untuk membendung wabah penyakit terburuk di Eropa.
Namun, Lombardy, wilayah terkaya di Italia yang dengan Ibu Kota Milan, yang juga daerah paling parah terjangkit virus corona baru, memperingatkan bahaya penyebaran Covid-19 di Italia.
"Jika wabah ini menyebar, rumahsakit akan menghadapi krisis serius, tidak hanya untuk penerimaan pasien virus corona baru tetapi untuk semua pasien," kata Pemerintah Provinsi Lombardy dalam sebuah pernyataan, Jumat (27/2), seperti dilansir Reuters.
Baca Juga: Inilah 3 Manfaat Labu Siam untuk Menjaga Penampilan, Salah Satunya Bisa Bikin Awet Muda!
Pemerintah Lombardy mengungkapkan, ada lonjakan tiba-tiba pada orang yang membutuhkan rawat inap di Kota Lodi, dekat episentrum penularan virus corona baru di wilayah mereka.
"Sayangnya, satu lagi keadaan darurat pecah di Lodi semalam (Kamis)," kata Gubernur Lombardy Attilio Fontana, yang menempatkan dirinya dalam isolasi yang dia lakukan atas inisiatif sendiri setelah seorang stafnya positif menderita virus corona baru.
"Ada aliran pasien rawat inap, dengan 51 orang dalam kondisi serius, termasuk 17 orang yang dirawat intensif," ujar Fontana kepada saluran televisi swasta La7 seperti dikutip Reuters.
Fontana mengatakan, rata-rata setiap pasien menginfeksi dua orang lainnya.
Ia menambahkan, di daerah yang paling parah terkena dampak virus corona baru di Lombardy, sekitar 4% populasi menderita penyakit mematikan tersebut.
"Untuk alasan ini, penting untuk mengadopsi tindakan pembatasan (mulai pekan lalu) yang memungkinkan untuk menahan, atau setidaknya memperlambat, penyebaran virus (corona baru)," sebut Fontana.