Penulis
Intisari-Online.com - Seorang pria paruh bayatak ragu jongkok di tempat terbuka hanyak untuk membuang hasil ekskresi dari tubuhnya.
Dirinya pun tak takut akan ada penyakit yang muncul akibat ulahnya selama ini.
Masana Izawa adalah seorang fotografer asal negeri Sakura, Jepang yang memiliki kebiasaan yang dianggap aneh bagi orang banyak.
Pria yang berprofesi sebagai seorang fotografer dan pemerhati lingkungan ini telah 45 tahun jalani kebiasaan unik.
Izawa mengaku selama 19 tahun terakhir hanya menggunakan toilet untuk buang air sebanyak 14 kali.
Selebihnya ia buang air di tempat terbuka.
Fotografer yang fokus mengabadikan tumbuhan lumut dan jamur yang telah terkemuka di Jepang itu mengaku mulai BAB di tempat terbuka sejak tahun 1974.
Atau selama 45 tahun ini kebiasaan unik itu ia lakukan saat merasakan perutnya bermasalah.
Dalam bahasa Jepang, kebiasaan membuang air di tempat terbuka disebut juga Noguso dengan alasan pelestarian alam.
Apa yang dilakukan oleh fotografer profesional itu adalah sebagai bentuk keterlibatannya dalam perjuangan melawan pabrik-pabrik pengolahan limbah.
Awalnya Izawa menyaksikan sungai-sungai menjadi keruh lantaran kotoran dari tetangganya dan perjuangan para aktivis lingkungan melawan industrialisasi saat itu.
Berangkat dari apa yang terjadi di sekitarnya saat itu akhirnya Izawa memutuskan untuk melakukan Noguso.
Atas dasar tekad untuk menjadi orang pertama yang ingin bertanggung jawab pada lingkungan, akhirnya Izawa tak ragu untuk BAB di tempat umum.
Meski demikian dirinya pernah merasa sensasi tidak nyaman baik secara fisik maupun mental saat pertama kali memulai Noguso.
Dalam kurun waktu 19 tahun terakhir, ia bahkan mencatat kegiatannya setiap hari saat ingin buang air besar.
Tercatat dirinya hanya 14 kali masuk toilet untuk BAB dan selebihnya sebanyak 15.000 kali dirinya jongkok di tempat terbuka.
Melansir dari Daily Mirror, Izawa menuturkan bahwa ulah manusia telah membuat alam semakin tak seimbang.
Banyak yang diambil dari alam namun sedikit yang dikembalikan ke alam untuk didaur ulang kembali oleh alam.
"Makan saja berarti mengambil kehidupan, tapi itu pun juga hak kita." papar Izawa, "Kotoran adalah tanggung jawab yang harus kita waspadai. Untuk buang air di luar rumah adalah cara untuk mengembalikan kehidupan," lanjutnya.
Dirinya pun menceritakan bagaimana takjubnya sang fotografer saat pertama kali melihat tempat dirinya BAB.
Beberapa hari setelah dia menutupi "toilet darurat" dengan tanah, isinya penuh dengan kehidupan. "Jika (Anda) seekor semut, ini adalah rumah permen dongeng," jelasnya.
Menurutnya, kotoran manusia sangat bermanfaat bagi alam baik menjadi pupuk bagi pertumbuhan tanaman dan mendorong simbiotik pertumbuhan jamur sebagai penyerapan garam anorganik dan air di dalam tanah.
Singkatnya, kotoran manusia bisa membantu alam membersihkan tanah dari limbah sintetis.
Dengan ilmunya dan praktiknya ini, Izawa telah menyebarkan filosofinya melalui pembicaraan rutin yang diadakan di seluruh Jepang.
"Terdapat beberapa kritik terkait noguso ini, seperti berbahaya, tidak sehat, ilegal dan seterusnya. Tapi saya tetap merekomendasikannya (noguso)," ujarnya.
Padahal negaranya telah memiliki peraturan bagi pelanggar yang nekat BAB di sembarang tempat akan dikenai denda 10.000 yen atau Rp 1,2 juta.
Namun dirinya tetap masih saja melakukan kegiatan itu hampir setengah abad.
Andreas Chris Febrianto Nugroho
Artikel ini pernah tayang di Sosok.id dengan judul "45 Tahun BAB Sembarangan, Fotografer Ini Takjub Lihat Tanah yang Biasanya Jadi Tempatnya Buang Air, Izawa: Kotoran Kita Adalah Tanggung Jawab yang Harus Diwaspadai!"