Penulis
Intisari-Online.com – Januari 1945, Amerika Serikat mempersiapkan armada untuk melakukan penyerangan terhadap Iwo Jima, 1.223 km sebelah selatan Tokyo, jarak yang sama dari Pulau Saipan di sebelah utara.
AS mengerahkan 1.000 kapal, gabungan dari gugus tugas yang dipimpin Laksamana Madya Mark Andrew Mitscher dan Laksamana Muda Calvin Thornton Durgin.
Sebanyak 12 kapal induk turut dalam konvoi membawa 226 pesawat F4F Wildcat dan 138 TBM Avenger.
Sementara dari Saipan, AS mengerahkan pengebom berat B-29 Superfortress. Pembukaan serangan dilakukan oleh Gugus Tugas 58 pada jarak 97 km dari Tokyo.
(Baca juga: Ingin Istri Rasakan Orgasme Tak Terlupakan? Ini Empat Langkah yang Mesti Dilalui)
Serangan terhadap ibukota Jepang sengaja dilakukan guna mengamankan konvoi penyerbuan dan mengalihkan perhatian lawan.
Jepang merespons dengan meluncurkan 100 pesawat dimana 40 di antaranya berhasil dijatuhkan AS.
Tanggal 19 Januari, AS melakukan bombardemen menggunakan delapan kapal perang terhadap Tokyo dibantu dengan serangan dari udara oleh armada Helldiver, Avenger, dan Corsair.
Jepang terus menghadang dan mempertahankan Tokyo. Sementara pada sore harinya, 40.000 personel Marinir AS mulai mendarat di Iwo Jima dengan dilindungi armada udara dari kapal induk USS Enterprise dan USS Saratoga.
(Baca juga: Wanita Ini Diceraikan Suaminya Gara-gara Hanya Mandi dan Berhubungan Seks Sekali dalam Setahun)
Ketika Jepang menyadari bahwa telah terjadi invasi ke Iwo Jima, pesawat-pesawat Negeri Matahari terbit yang terbang ke pulau itu menjadi sasaran empuk AS.
Meski demikian, Jepang bukan berarti tak bisa melakukan perlawanan sama sekali. Pukul 17.00 tanggal 21 Februari, USS Saratoga mendapat serangan enam penempur Jepang.
Dua berhasil ditembak AS lebih dahulu, namun pesawat tetap meluncur menghantam kapal induk menyebabkan ledakan di bagian samping.
Empat pesawat lainnya juga melakukan tindakan kamikaze, pilot Jepang meledakkan diri dengan pesawatnya ke kapal AS.
USS Saratoga mengalami kerusakan hebat. Dua jam kemudian, serangan kembali dilakukan oleh lima pesawat Jepang, menyebabkan 123 awak kapal tewas, 192 terluka, dan 42 pesawat hancur.
Atas serangan itu, USS Saratoga dipensiunkan dua bulan untuk menjalani perbaikan.
Korban aksi bunuh diri penerbang Jepang dengan pesawatnya, kembali memangsa kapal AS yang lain, USS Bismark Sea tenggelam oleh dua pesawat Jepang.
Kapal itu karam bersama 218 krunya, 19 Wildcat, dan 15 Avenger. Harga yang harus dibayar AS sebelum berhasil menguasai Iwo Jima.
(Baca juga: Ngeri! Inilah 6 Operasi Plastik Paling Terkenal dan Sering Dilakukan di Korea Selatan)
Operasi “Ten-Go”
Tanggal 23 Maret 1945, serangan AS mulai dilakukan terhadap Okinawa, di Kepulaun Ryukyu yang berjarak 500 km dari daratan China.
Bombardemen awal dilakukan oleh 10 kapal perang AS selama satu minggu dibantu oleh puluhan kapal AS lainnya.
Dalam upaya penguasaan Okinawa, AS juga mengerahkan 1.000 unit pesawat.
Ketika operasi pendaratan berhasil dilakukan AS pada 1 April, Jepang kemudian menyiapkan perlawanan melalui operasi “Ten-Go” yang melibatkan 4.500 pesawat.
Jepang juga mengirimkan kapal perang beratnya, Yamato, untuk melawan semua kekuatan AS di Okinawa.
Sayang, dalam perjalanan dari markasnya, komunikasi Yamato berhasil dideteksi pasukan AS yang kemudian melakukan penggempuran hebat terhadap kapal berbobot mati 72.000 ton itu.
AS menghujani Yamato dengan puluhan bom dan sedikitnya 10 torpedo mengenai kapal tersebut.
Pertempuran Okinawa menjadi pertempuran terbesar di lautan dimana ribuan pelaut gugur dalam peristiwa tersebut.
Yamato sendiri akhirnya karam menewaskan 2.500 awaknya termasuk Panglima Armada Jepang Laksamana Madya Seiichi Ito.
Selama tiga bulan perebutan Okinawa hingga 2 Juli 1945, AS mengklaim bahwa Jepang melakukan 34.000 sorti penerbangan dan menurunkan 6.000 pesawat.
AS berhasil menjatuhkan 2.336 pesawat Jepang dengan kehilangan 790 pesawat dan 33 kapal.
(Ditulis oleh Roni Sontani. Seperti pernah dimuat di Majalah Angkasa edisi Maret 2016)