Ratu Elizabeth II Ketemu Philip Pertama Kali Waktu Masih Ngompol

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Hanya Ratu Elizabeth II, ratu Inggris, yang merayakan ulang tahun pernikahannya ke-25. Ia bertemu dengan Pangeran Philip saat umurnya masih 13 bulan dan mungkin masih ngompol.

Intisari-Online.com – Tulisan ini hadir ketika Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip akan merayakan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-25.

Bagaimana awal pertemuan mereka? Ini kisahnya!

Tidak seorang ratu Inggeris pun yang pernah berhasil merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, kecuali Elizabeth II.

Elizabeth I sebenarnya panjang umur karena sanggup memerintah selama 45 tahun, tapi sampai ia meninggal tahun 1602, ia tetap 'ratu perawan'.

Ratu-ratu terakhir dari dinasti berikutnya, Stuart, memerintah terlalu singkat dan terlalu banyak menghadapi kerusuhan, sehingga tidak mungkin memikirkan perayaan perak pernikahan mereka yang tampaknya juga tidak bahagia.

Ratu Victoria sudah kehilangan suaminya yang tercinta, Pangeran Albert of Saxe-Coburg yang sering dijadikan suami teladan bagi seorang ratu, sebelum sempat merayakan kawin perak.

BACA JUGA: Inilah 9 Hadiah Unik Untuk Ratu Elizabeth II. Bukan Tas Mewah, Melainkan Hewan Peliharaan Langka yang Eksotis!

Pangeran Albert meninggal sesudah 21 tahun menikah dengan Maharani dari India ini.

Elizabeth boleh dikatakan lebih babagia daripada puteri-puteri mahkota sebelumnya, karena ia menikah dengan pria yang dicintainya.

Sampai saat ini Elizabeth dan Philip masih tetap dianggap sebagai contoh pasangan bahagia yang sempurna, sehat dan penuh semangat seperti keempat anak-anak mereka : Charles (24), Anne (22), Andrew (12) dan Edward (10).

Philip of Edinburg pada saat ini tampaknya cocok benar dalam perannya sebagai suami seorang ratu (prince consort), sehingga sulit sekali membayangkan bahwa pertunangannya dengan Puteri Elizabeth dulu dilaksanakan tanpa semangat oleh ayah ibu Elizabeth, yaitu Raja George VI dan Ratu Elizabeth (kini ibusuri).

Kebanyakan penulis-penulis biografi keluarga kerajaan sependapat bahwa pada saat itu Raja dan Ratu lebih suka anaknya memilih orang lain, bukan seorang perwira muda dari AL yang lahir di Pulau Corfu, putera seorang pangeran tak berduit yang hidup dalam pengasingan (Pangeran Andrew dari Yunani) dan seorang Puteri Jerman, Alice of Battenberg.

Tapi Philip, seperti halnya dengan Elizabeth adalah keturunan langsung Ratu Victoria (Nenek moyang keluarga-keluarga kerajaan Eropah!). Karena itu ia banyak diundang ke pertemuan-pertemuan keluarga besar ini.

Konon temuan pertama ini tentu saja lip yang pertama ialah dalam pesta ulang tahun ke 60 Ratu Mary (nenek Elizabeth). Pada waktu itu Philip hampir berumur 6 tahun dan Elizabeth mungkin masih ngompol karena baru berumur 13 bulan.

Pertemuan pertama ini tentu saja tidak banyak memberi kesan pada keduanya.

Ketika Philip tinggal di Paris, ia sering datang ke Inggeris, untuk menjenguk neneknya dari pihak ibu, yaitu Marchioness of Milford Haven.

BACA JUGA: Ini yang Akan Terjadi Jika Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, Ada Kode Rahasianya?

Pamannya, yang lahir sebagai seorang Battenberg, masuk menjadi warganegara Inggeris dalam Perang Dunia I dan namanya 'di Inggeris-kan' menjadi Mountbatten (Berg dalam bahasa Jerman sama dengan Mount dalam bahasa Inggeris).

Pamannya yang kemudian menjadi sangat terkenal ini, menaruh perhatian yang besar pada Philip. Soalnya ia tidak punya putera dan Philip sendiri berasal dari 'broken-home' (ibu Philip kemudian jadi biarawati), sehingga seakan-akan Philip diangkat anak oleh Mountbatten.

‘Dickie' Mountbatten adalah pengunjung tetap istana Buckingham. Jadi tidak aneh kalau dalam musim semi 1939, ketika menemani keluarga kerajaan ke Naval College of Dartmouth, ia memperkenalkan kemenakannya yang menjadi kadet di sana, kepada Puteri Elizabeth dan Margaret.

Kata orang pada pertemuan inilah Elizabeth dan Philip saling jatuh cinta. Ketika itu Elizabeth baru berumur 13 tahun! Tapi yang terang ialah bahwa selama Perang Dunia II, ketika Philip dinas di AL, mereka tuIis-tulisan surat secara tetap dan bertemu kalau Philip dapat libur.

Tahun 1941, Philip berkata kepada teman-teman dekatnya bahwa Elizabeth adalah gadis yang akan dinikahinya. Tapi mereka baru bertunangan tahun 1946, dalam pesta perburuan di istana Balmoral di Skotlandia.

Tapi raja baru mengumumkan pertunangan ini secara resmi setahun kemudian.

7 orang raja hadir.

Mereka menikah di Westminster Abbey tanggal 20 Nopember 1947, dengan upacara yang dihadiri oleh 7 orang raja. Pernikahan mereka dirayakan di seluruh negara dan juga di Ke maharajaan Inggeris.

BACA JUGA: Fatal Akibatnya, Inilah Kenapa Ratu Elizabeth II Tidak Pernah Menunduk Saat Memakai Mahkota

Pada tanggal 6 Pebruari 1952, Elizabeth menjadi ratu. Ketika itu ia sudah jadi ibu dari 2 orang anak : Charles yang lahir hampir setahun sesudah menikah dan Anne (lahir 1950).

Kebahagiaannya sebagai isteri dan ibu tampak nyata. Seperti juga dengan suaminya, Elizabeth membagi waktunya untuk keluarga dan karir, karena ia terikat pada keduanya.

Mungkin Philip sulit menyesuaikan dirinya pada tugas yang tak kenal terima kasih, yaitu sebagai suami seorang ratu. Menjelang akhir 1956, Philip keliling negara-negara Commonwealth selama hampir 4 buIan.

Perjalanan keliling itu begitu lama sehingga pers Amerika tidak ragu-ragu untuk mengumumkan bahwa terjadi perpecahan dalam pernikahan Elizabeth dengan Philip.

Seandainya memang ada krisis antara ratu dan pangeran waktu itu, maka tidak ada suatu halpun yang sampai bocor keluar sampai saat ini. Permulaan tahun 1957, ratu memutuskan akan terbang ke Gibraltar, untuk menemui suaminya yang dalam perjalanan pulang.

Keduanya muncul dengan tersenyum dan tampak bahagia dari pesawat terbang tempat mereka berjumpa. Sejak itu tidak pernah terdengar lagi berita-berita jelek mengenai pernikahan mereka yang tambah dikuatkan dengan kelahiran Andrew (1960) dan Edward (1964).

Pangeran Philip yang tidak mempunyai kekuasaan tradisionil sedikitpun mengabdikan dirinya untuk mempromosikan industri-industri Inggeris dan dinasti Windsor. Philip memang berhasil.

la memberi persetujuan penuh untuk publisitas rencana-rencana perayaan pernikahan perak mereka. Tidak disangsikan lagi bahwa peristiwa yang sentimentil ini akan menggugah perasaan orang-orang yang setia pada ratu dan juga merangsang industri karena Inggeris bermaksud pula memabrikkan barang-barang souvenir dari perayaan ini.

BACA JUGA: Dari Hitler Hingga Putri Diana, Inilah Foto Terakhir Para Tokoh Dunia Sebelum Mereka Meninggal

Kantor Pos akan untung karena menjual perangko-perangko istimewa pada kesempatan ini. Bukan cuma kantor pos Inggris, tapi juga kantor pos 27 negara lain, yang tergabung dalam Commonwealth.

Philip tidak mau anaknya senasib seperti dia.

Berlainan dengan raja-raja Inggeris dari wangsa Hannover, Tudor dan sebagainya yang selalu cekcok dengan anak-anaknya, maka sejak George V keluarga kerajaan Inggeris saling hormat menghormati.

Elizabeth mengalami masa kanak-kanak yang sangat bahagia dengan orangtua yang rukun. la tentu ingin anak-anaknya merasakan hal yang sama dengan dia.

Philip yang berasal dari keluarga yang terpecah tentu tidak ingin kalau anak-anaknya mengalami hal yang sama seperti dia dan berusaha memberikan rasa aman yang tidak ia dapatkan semasa kanak-kanak.

Pangeran Charles yang sudah dinobatkan sebagai Prince of Wales tahun 1968, mendapat pendidikan yang baik sampai sekolah tinggi dan padanya diberikan banyak kesempatan untuk mengembangkan bakatnya dan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menarik perhatiannya.

Berlainan benar nasibnya dengan putera sulung ratu Victoria, yang secara sistimatis dihalangi dari kesempatan untuk membuat dirinya berguna selama masa pemerintahannya yang panjang.

Ratu Elizabeth mungkin akan memerintah seumur hidup, tapi mungkin pula akan mengundurkan diri untuk digantikan oleh puteranya seperti ratu Wilhelmina dari Negeri Belanda.

Tapi betapapun juga ia tidak akan mengalang-alangi gaya Prince of Wales. Sebaliknya ia akan memberi sokongan semangat. Untuk hal itu bukan hanya Charles yang harus berterima kasih, tapi juga rakyat Inggeris.

BACA JUGA: Belajar ‘Parenting’ dari Cara Putri Diana Menghadapai Kenakalan William yang Dijuluki ‘Billy si Tukang Banting’

Monarki Inggeris mungkin tidak pernah sekuat sekarang, padahal kita kini hidup dialam republik. Tapi orang-orang yang mengatakan bahwa kepala negara Inggeris tidak boleh dikritik adalah orang-orang yang ketinggalan jaman 300 tahun.

Ratu mesti melihat dunia apa adanya dan menunjukkan dirinya pada dunia seperti apa adanya. Tapi kiranya dengan tindakan-tindakannya sekarang Elizabeth tidak perlu takut.

Elizabeth dan Philip berniat membuat perayaan pernikahan perak mereka segembira mungkin. Semua foto-foto resmi yang dibuat sampai saat ini menunjukkan bahwa mereka pasangan yang bahagia dan sederhana dan yang memelihara dengan tekun kehidupan mereka yang riang. (AFP & FWF)

Artikel Terkait