Penulis
Intisari-Online.com - Di zaman teknologi seperti sekarang ini, komunikasi menjadi lebih mudah berkat adanya internet yang mengubah dunia.
Tali silaturahmi kini bisa dijaga meski jarak memisahkan yang membuat kita jarang bertemu, tapi tetap terhubung lewat chatting ataupun telepon.
Apalagi setelah adanya WhatsApp yang merupakan aplikasi chatting sejuta umat. Bahkan bisa dibilang, kalau kita punya telepon genggam itu berarti harus punya aplikasi WhatsApp di dalamnya.
Hal ini membuat kita jadi begitu mudah untuk ngobrol dengan teman lama maupun baru. Yang penting ada nomor teleponnya dan WhatsApp, maka kita pun bisa langsung ngobrol ngalor ngidul.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Komunikasi dengan banyak orang juga menjadi semakin mudah dengan adanya fitur Group di WhatsApp. Di mana kita bisa ngobrol dalam satu 'room' dengan banyak orang sekaligus.
Dari sini, kita bisa ngumpul dalam satu group dengan teman kantor, teman masa kecil, teman satu tempat nongkrong, atau malah belum jadi teman tapi sudah gabung dalam satu grup.
Meski hal ini sangat membantu dalam hal permaslahatan hidup bersosial, namun ada beberapa kebiasaan yang biasa terjadi di dalam Group WhatsApp yang sebenarnya sangat menyebalkan dan bikin emosi jiwa.
Bukan masalah hoax atau broadcast message saja. Tapi kebiasaan yang awalnya wajar, tapi lama-lama kok nyebelin ya?
(Baca juga:Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung, Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini)
Misalnya seperti kebiasaan-kebiasaan berikut yang ditemukan oleh Nextren:
1. Semua hal diberi ucapan selamat di dalam grup.
Di awal-awal masa grup, sempat ada masa di mana setiap pagi ada anggota grup yang menyapa "Selamat pagi", hanya karena merasa grup yang ia ikuti dianggap sepi.
Untungnya, sekarang kebiasaan itu mulai berkurang. Karena sekarang sudah ada kebiasaan lain yang sifatnya wajib/kudu/harus/tak ikutan bakalan awkward.
Yaitu mengucapkan selamat ulang tahun.
Dulu, di masa sebelum adanya grup chatting, ucapan selamat ulang tahun itu rasanya spesial banget.
Bagaimana merasa spesial, karena di hari ulang tahun yang hanya setahun sekali itu bisa diingat oleh orang lain dan mengucapkan doa khusus di hari ulang tahunmu.
(Baca juga:Jangan Salah Pilih Jurusan! 5 Gelar Sarjana Favorit Ini Kelak Tak Lagi Laku Lagi)
Namun, berkat Facebook dan Group WhatsApp, rasa spesial itu pun pudar.
Kenapa Facebook? Soalnya di Facebook ada pengingat tanggal ulang tahun seseorang. Lantas, semua teman Facebook kita di dunia maya akan dapat melihat bahwa kita ulang tahun.
Lalu, supaya kelihatan paling care atau paling up to date, teman kita tersebut akan berusaha untuk dulu-duluan ngucapin selamat ke kita. Dan supaya kelihatan bahwa udah ngucapin, ditulisnya di grup biar semua pada lihat.
Ini menjadi awal dari efek domino di mana kemudian semua anggota grup harus mengucapkan selamat juga ke kita.
Jadi seperti ada hukum sosial tak tertulis di mana kalau kita tidak mengucapkan selamat, maka kita bukan teman yang baik.
Hal ini tidak berlaku pada ucapan selamat ulang tahun saja, tapi terhadap segala macam hal atau momen yang layak diucapkan.
Hal ini tidak terbatas pada: Anniversary, berita duka cita, sakit, keluarganya ada yang sakit, anggota grup ada yang resign, anggota grup ada yang baru bergabung, anggota grup ada yang masuk TV, dan lain sebagainya (be creative!).
Anehnya, kalau ada yang naik jabatan apalagi kalau jadi bosnya anggota grup, ucapan selamatnya jadi lebih berhati-hati dan penuh makna.
2. Gerakan copy paste
Tapi ada satu hal lagi yang lebih menyebalkan dari ucapan selamat. Yaitu ucapan selamat hasil dari copy paste!
Pernah tidak kita diucapin selamat, tapi tulisan ucapannya sama persis dengan ucapan selamat dari anggota grup sebelumnya?
Semua mungkin berkat fitur copy paste. Mungkin karena yang ulang tahun, tidak spesial-spesial amat (atau bahkan tidak kenal? Karena kebetulan diundang dalam satu grup yang sama) kita jadi bingung mau mengucapkan apa? Hasilnya, copy paste aja dari ucapan sebelumnya.
Cukup tambahkan angka di belakangnya dari postingan sebelumnya, contoh: "Selamat ulang tahun (2)". Atau bahkan tidak perlu repot-repot sama sekali, langsung copy paste aja bulat-bulat.
Mau apapun momennya, tetap saja hal ini dirasa menyebalkan. Karena ucapan spesial itu jadi terasa tidak spesial lagi, karena hasil nyontek dari postingan orang lain.
Walau Nextren tidak punya data konkrit yang faktual, tapi bisa dipastikan 90% postingan hasil copy paste itu akan dilewatkan (skip), dan tidak dibaca satu-satu.
Kalau begitu, untuk apa juga kita musti mengucapkan selamat dari hasil contekan orang lain?
3. Kalau di-mention atau di-tag saat diucapkan selamat, harus respon
Masih ada kaitannya sama ucapan selamat di atas. Kalau ada orang yang mengucapkan selamat ke kita, apapun momennya, maka kita harus jawab ucapan tersebut.
Memang sih, ini sebenarnya bagian dari kode etik tak tertulis dalam bersosial. Di mana kita harus menjawab ucapan dan doa yang ditujukan ke kita.
Tapi kadang-kadang di dalam grup itu ada berbagai macam topik pembicaraan yang tak terarah. Sehingga kalau kita jarang online di WhatsApp, maka bisa saja ucapan selamat tersebut tenggelam di antara banyak postingan di dalam grup.
Apalagi kalau ucapan selamatnya menggunakan gerakan copy paste seperti di atas. Maka kita harus lihat satu-satu, siapa saja yang mengucapkan doa ke kita.
Sebenarnya kita bisa saja menjawabnya dengan cara diplomatis yang ditujukan ke semua yang mengucapkan. Contoh: "Terima kasih semuanya yang telah mendoakan saya".
Namun ada kesan sosial kalau kita menjawab dengan cara itu seperti kita seolah-olah tidak punya waktu untuk menyempatkan diri berterima kasih ke masing-masing anggota (walaupun mungkin kita memang tidak punya waktu).
Apalagi kalau kita tidak merespon sama sekali. Maka kehadiran kita di grup tersebut akan menjadi pertanyaan.
4. Asal ngundang masuk ke dalam grup
WhatsApp memiliki fitur membuat grup yang sangat mudah dan cepat. Kita cukup memilih nama kontak yang ingin ditarik bergabung, atau membuat link undangan untuk disebar.
Sesimpel itu. Maka tanpa harus menunggu persetujuan dari orang yang ditarik, orang tersebut langsung masuk ke dalam Group.
Akibatnya, banyak admin Group WhatsApp yang menyalahgunakan kekuasaannya ini.
Pernah berteman di masa SD? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah nongkrong di minimart bareng? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah ketinggalan bis bareng? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah beli makan siang di kantin kantor dan sama-sama pakai baju warna merah? Tunjuk, masukkan ke grup.
Hasilnya? Bisa jadi kita mendadak jadi anggota dalam banyak grup yang tak dikenal.
Sayangnya, sampai artikel ini ditulis, WhatsApp masih belum memberikan fitur di mana kita bisa menolak undangan masuk ke dalam group.
Sedangkan kalau kepalang masuk ke dalam group yang tidak diinginkan? Tidak heran kalau artikel Nextren tentang tips untuk cabut dari Group WhatsApp tanpa ketahuan itu menjadi hits.
5. Sharing gambar atau video yang tidak sesuai preview dan ngagetin!
Salah satu enaknya Group WhatsApp itu adalah kita bisa berbagi dengan cepat kepada banyak orang sekaligus.
Baik itu berbagi foto, video, ataupun dokumen.
Tapi ada alasan mengapa di settingan WhatsApp ada pilihan Auto Media Download untuk dinyalakan atau dimatikan.
Karena suka ada orang iseng yang membagikan foto atau video yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Salah satu indikasinya apakah benda yang dibagikan itu layak konsumsi atau tidak adalah dengan adanya preview gambar kecil.
Jika kita memilih Auto Media Download itu dimatikan, maka gambar preview-nya hanya akan berupa gambar blur yang buram. Sehingga, keputusan untuk klik gambar atau video tersebut akan menjadi semakin sulit.
Sedangkan kalau Auto Media Download dinyalakan, maka akan ada gambar thumbnail kecil yang kira-kira menggambarkan isi dari konten foto atau video tersebut.
Sayangnya, ada orang iseng yang memberikan thumbnail yang berbeda dengan isi konten foto/videonya.
Misalnya di thumbnail ada gambar pemandangan yang indah, namun ketika diklik ternyata ada cuplikan ngagetin yang bisa berupa jeritan kuntilanak penasaran atau suara adegan intim dengan volume maksimal.
Sekali dua kali, mungkin masih lucu ya. Tapi kalau terjadi berkali-kali, rasanya nyebelin banget? Apalagi kalau kita sedang berada di tempat umum (atau di ruang rapat bersama bos-bos yang ringan tangan dalam memberikan SP).
Terlebih lagi, ada juga orang-orang yang meminjamkan hape-nya ke anak-anaknya. Sehingga sang anak bisa tak sengaja membukanya. Hasilnya bisa membuat trauma mendalam terhadap masa depannya.
Intinya, ingatlah selalu bahwa Group WhatsApp itu hanyalah sebuah sarana komunikasi sosial yang masih membutuhkan norma-norma sosial yang sama dengan komunikasi di dunia nyata.
Artikel ini sudah tayang di Nextren.Grid.Id dengan judul “5 Kebiasaan di Group WhatsApp yang Tidak Disadari Itu Nyebelin Banget!”
(Baca juga:)