Penulis
Intisari-Online.com -Perang Musim Dingin atau Winter War merupakan perang antara Uni Soviet dengan Finlandia.
Perang dimulai tiga bulan pasca invasi Jerman ke Polandia yang menjadi sebab pecahnya Perang Dunia II.
Uni Soviet yang kala itu dipimpin oleh Joseph Stalin melakukan penyerbuan ke wilayah Finlandia pada 30 November 1939 tanpa menyatakan perang secara terbuka.
Penyebabnya dipicu oleh sikap Finlandia yang lebih bersimpati kepada Jerman dan memilih bersikap netral menolak persekutuan dengan Uni Soviet sebagaimana dilakukan Estonia, Lithuania, dan Latvia.
BACA JUGA:Kim Jong-Un dan Joseph Stalin, Dua Diktator yang Sama-sama Tak Ragu Bantai Keluarganya Sendiri
Padahal, jarak Finlandia ke Leningrad hanya 32 km saja, berbeda sangat jauh dengan jarak Finlandia ke negeri Jerman yang dipimpin Adolf Hitler.
Atas dasar pertimbangan geostrategis tersebut, Stalin berpikiran kalau Finlandia akan dimanfaatkan oleh Nazi Jerman untuk melakukan penyerbuan ke Uni Soviet tanpa harus mengalami rintangan yang besar.
Oleh karena itu pula Finlandia harus segera ditaklukkan lebih dulu oleh Tentara Merah. Stalin melakukan serangan besar-besaran dari empat penjuru dalam menaklukkan Finlandia dengan sasaran utama di Isthmus Karelia.
Jumlah Tentara Merah yang dikerahkan oleh Uni Soviet mencapai satu juta orang, atau empat kali lipat dari jumlah tentara Finlandia yang 250.000 orang.
BACA JUGA:Operasi Barbarossa, Blunder Fatal Hitler yang Mati-matian Wujudkan Impiannya Taklukan Uni Soviet
Demikian juga dengan tank, Uni Soviet mengerahkan 6.500 tank atau 216 kali lipat dari jumlah tank yang dimiliki Finlandia yakni 30 unit.
Sementara jumlah pesawat tempur yang dikerahkan Uni Soviet mencapai 29 kali lipat dari pesawat tempur yang dimiliki Finlandia, yaitu 3.800 unit berbanding 130 unit.
Stalin yang menduga Finlandia dapat ditaklukkan hanya dalam satu bulan, nyatanya mampu bertahan hingga Maret 1940.
Pasukan militer Finlandia mampu memberikan perlawanan sengit dan menyebabkan sejumlah pasukan Tentara Merah dapat dikalahkan Finlandia.
Keberhasilan pasukan Finlandia ini antara lain terletak pada penguasaan medan serta kemampuan ski para prajuritnya yang dapat bergerak cepat di tanah bersalju.
BACA JUGA:Pesawat Kiriman CIA Ini Sering Terbang di Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi
Sementara Uni Soviet dengan peralatan perang beratnya malah banyak terjebak di jalanan akibat tidak bisa melakukan manuver.
Menyadari kesalahan strategi di tahap awal, Uni Soviet mengubah taktik tempur dengan mengutamakan operasi pengeboman dari udara hingga ke belakang garis pertahanan musuh dan pengerahan tank-tank ringan di darat.
Pertempuran udara juga terjadi sengit dimana kedua belah pihak masing-masing mengandalkan pesawat tempurnya.
Setelah Finlandia keteteran, Uni Soviet membangun pemerintahan boneka di Finlandia yang dipimpin Kuusinen, seorang penganut komunis Finlandia yang melarikan diri ke Uni Soviet tahun 1918.
Perang selama 105 hari yang dianggap ilegal oleh Liga Bangsa Bangsa (LBB) ini berhasil disudahi pada 12 Maret 1940 melalui Perjanjian Perdamaian di Moskwa.
Beberapa wilayah Finlandia berhasil dikuasai Uni Soviet walaupun Finlandia tetap merdeka. Sementara Uni Soviet pada akhir 1939 itu telah diberi kartu merah dan dikeluarkan dari keanggotaan LBB.