Find Us On Social Media :

Kapal Zeven Provincien, Hasil Pemberontakan Pelaut Indonesia yang Bikin Geger Pasukan Belanda

By Aulia Dian Permata, Jumat, 6 April 2018 | 15:15 WIB

Intisari-Online.com - Sebuah pemberontakan yang bersejarah pernah dilakukan oleh pelaut Indonesia.

Kejadian yang kurang lebih terjadi 80 tahun lalu ini, melibatkan kapal perang terbesar yang dimiliki Angkatan Laut Kerajaan Belanda.

Dikutip dari buku Zaman Perang karya Hendi Jo, Kisah ini berawal ketika para pelaut Indonesia dan Belanda sedang menggelar pemogokan umum

Mereka menolak penurunan gaji, yang diputuskan oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda bernama De Jonge (1931-1936).

(Baca Juga: Bukan Daging, Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu)

(Baca Juga: Ketika Kapal Selam TNI AL RI Nagabanda Dihajar Habis-habisan oleh Kapal Perang Belanda hingga Nyaris Karam)

Masalah penolakan ini membuat para pelaut mogok bekerja.

Pada 27 Januari 1933 suasana kota Surabaya mencekam akibat pemogokan para pelaut.

Perwira pelaut Belanda berusaha mengisolasi kejadian ini agar para pelaut di luar Surabaya tidak mengetahuinya.

Namun, berita pemogokan tesebut tetap saja terdengar di telinga pelaut di luar Surabaya.

Termasuk para pelaut di kapan Zeven Provincien yang saat itu sedang berlabuh di Sabang, Aceh.

Maud Boshart yang merupakan seorang korporal Belanda yang mendengarkan kejadian itu dari radio.

Pelaut Belanda ini memang dikenal berpikiran radikal dan menolak haluan mayoritas teman-temannya yang sangat moderat.