Find Us On Social Media :

Berkat Seekor Anjing Detektif Bernama Lebo, Pembunuhan Pelukis Basuki Abdullah Terungkap

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 1 April 2018 | 11:45 WIB

Intisari-Online.com - Pelukis ternama Basuki Abdullah ditemukan tewas terbunuh di rumahnya di Pondok Labu, Jakarta Selatan, 5 November 1993.

Jakarta geger. Media heboh dan sibuk menganalisa.

Namun, pada akhirnya pembunuhan pelukis Basuki Abdullah terungkap berkat seekor anjing detektif bernama Leo.

Bahkan Presiden Soeharto mendapat laporan langsung dari Kapolda Metro Jaya saat itu, Mayor Jenderal (pol) Hindarto soal pembunuhan tersebut.

Basuki terbunuh akibat pukulan popor senapan angin di kepala.

Akibat pembunuhan ini, lukisan diri BJ Habibie tak pernah rampung. Saat Basuki dibunuh, BJ Habibie sedang memesan lukisan ke Basuki. Tetapi pesanannya baru selesai 50 persen.

(Baca juga: Tidak Hanya Saling Mencintai, Pasangan-pasangan Ini Juga Berpartner Dalam Pembunuhan Tersadis di Dunia)

Bahkan siang hari sebelum pembunuhan, Basuki Abdullah baru membeli buku-buku tentang Habibie. Dia perlu membaca itu untuk memahami betul karakter Habibie.

Empat hari setelah Basuki dimakamkan, pelakunya tertangkap di Cicurug, Sukabumi. Harian Kompas tanggal 10 November 1993, menulis Kapolda Metro Jaya melaporkan penangkapan itu ke Presiden Soeharto.

Dia datang langsung ke Istana Presiden, pagi hari 9 November, saat acara penerimaan gelar pahlawan. Hindarto menyampaikannya di depan Ibu Tien Soeharto, Ny Sutrisno, dan Presiden Soeharto.

Pelakunya adalah seorang pria berinisial AMD (20). Dia bekerjasama dengan tukang kebun Basuki, WHY. Makanya tahu benar seluk beluk rumah maestro lukis Indonesia itu. Soeharto menyalami Hindarto seusai berbicara.

Keesokan harinya, semua media, termasuk Kompas, menulis pelaku pembunuhan terungkap setelah ada informasi dari seorang preman mabuk di Kalijodo, Jakarta Barat.

Preman itu menceritakan soal persekongkolan AMD dan WHY. Itu pencurian biasa. Pembunuhan terjadi karena AMD tepergok Basuki.