6 PSK Terjaring Razia di Probolinggo, Rumah Tangga yang Hancur Berantakan Kerap Jadi Alasan

Masrurroh Ummu Kulsum

Penulis

SF memutuskan terjun ke dunia prostitusi karena ingin mencari kepuasan batin, karena ia telah lama menjanda.

Intisari-Online.com - Wanita tunasusila biasanya terpaksa menjalani pekerjaan itu karena terhimpit kebutuhan ekonomi.

Tapi, berbeda dengan yang satu ini.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Probolinggo menjaring enam PSK di warung remang-remang di Kecamatan Kraksaan.

Satu di antaranya mengaku jadi PSK karena butuh kepuasan batin setelah lama menjanda.

BACA JUGA:Kisah Mantan PSK Mendirikan Penampungan Khusus Mantan Pelacur: 'Kami Tidak Ingin Hidup Terlantar dan Terlunta-lunta'

Dalam sehari, SF (29), PSK asal Pasuruan, melayani tiga hingga lima pria hidung belang. Selain batin terpuaskan, dia juga dapat uang.

“Saya dapat Rp 100.000 dari satu tamu. Tiap hari saya biasanya melayani tiga sampai lima pria. Satu tamu saya minta Rp 100.000. Soal uang gak masalah, kebutuhan batin saya yang penting terpenuhi,” katanya, Jumat (30/3/2018).

Tak seperti wanita kebanyakan yang menjadi PSK akibat faktor ekonomi, SF memutuskan terjun ke dunia prostitusi karena ingin mencari kepuasan batin.

Sebab ia telah lama bercerai dengan suaminya, sehingga tak tersentuh laki-laki semenjak menjadi janda.

BACA JUGA:(FOTO ) Inilah 8 Foto Menyeramkan yang Tak Sengaja Tertangkap di Google Maps, Perhatikan Baik-baik

“Saya sudah lama cerai dengan suami. Padahal dikaruniai dua anak. Rumah tangga saya hancur,” jelasnya.

Menurut SF, tak semua wanita yang menjadi PSK bermotif ekonomi. Selain faktor kebutuhan biologis, sebagian juga karena frustasi rumah tangga berantakan.

“Saya buktinya. Perekonomian keluarga sudah terpenuhi, tapi nafkah batin tak kalah penting,” jelasnya.

BACA JUGA:Kisah Tragis Vicky Thompson, Perempuan Transgender yang Meninggal karena Dipaksa Masuk ke Penjara Laki-laki

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiap Hari Saya Biasanya Melayani Tiga sampai Lima Pria",Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol)

Artikel Terkait