Bukan Kiasan, Menjadikan Manusia sebagai Pondasi Bangunan Benar-benar Terjadi dalam Sejarah Korea!

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Kisah pengorbanan manusia untuk pondasi bangunan di Korea nampaknya bukan isapan jempol semata.

Intisari-Online.com- Kisah pengorbanan manusia untuk pondasi bangunan di Korea nampaknya bukan isapan jempol semata.

Seperti yang dikatakan oleh juru bicara Administrasi Warisan Budaya Seoul, Choi Moon-Jung sebagaimana dilansir pada Ancient-Origins.net (17/5/2017).

"Ini adalah bukti arkeologi pertama bahwa cerita rakyat tentang manusia yang dikorbankan untuk fondasi bangunan adalah kisah nyata," katanya saat mengomentari temuan kerangka di bawah tembok Istana Wolseong di Gyeongju, Korea Selatan.

Pengorbanan semacam itu dilakukan atas saran para ahli yang mempercayai bahwa hal itu akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan bangunan kuno.

Baca Juga:Dari Cambukan hingga Kanibalisme, Inilah 6 Ritual Tabu yang Masih Eksis hingga Sekarang

Baca Juga:Tak Bisa Makan Berhari-Hari, Rupanya Inilah Pemandangan Mengerikan yang Dilihat Sipir Wanita Korea Utara yang Berhasil Kabur

Penelitian masih diperlukan lebih lanjut karena belum jelas bagaimana para korban dieksekusi.

Tetapi menurut para ahli tidak ada tanda-tanda yang dapat membenarkan bahwa mereka dikubur hidup-hidup.

Park Yoon-Jung, peneliti senior berkata:

"Tidak ada tanda-tanda perlawanan ketika mereka dikuburkan, sepertinya mereka dalam keadaan tak sadarkan diri atau telah meninggal."

Cerita rakyat juga mengungkap bahwa manusia dikorbankan memiliki tujuan khusus.

Yakni untuk menenangkan dewa dan memohon kepada mereka agar struktur bangunan nantinya dapat awet dan kuat.

Tradisi menguburkan manusia ini diketahui berlangsung antara abad ke-5 dan 6.

Baca Juga:Sering Terganggu dengan Mobil Tetangga yang di Parkir di Depan Rumah? Ini Jalur Hukum yang Bisa Anda Tempuh!

Pengorbanan manusia memang tak jarang terjadi dalam sejarah Korea.

Pada tahun 2015, para arkeolog di Korea Selatan juga menemukan sebuah makam seorang wanita bangsawan berusia 1.500 tahun yang berisi sisa-sisa kuno seorang wanita dan seorang pria.

Penemuan berharga itu menunjukkan bahwa sang pria dikorbankan untuk bergabung dengan wanita bangsawan dalam kematian.

Dalam kasus itu sosok pria difungsikan untuk menjaga, melindungi, dan melayani wanita bangsawan.

Baca Juga:Hancurnya Hati Ibu: Setelah Melahirkan, Bidan yang Membantunya Justru Mengaku Berselingkuh dengan Suaminya

Artikel Terkait