Find Us On Social Media :

Mematikan, Berbahaya dan Penuh Bakteri, Pulau Ini pun Dikarantina Hingga hampir 50 Tahun

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 25 Maret 2018 | 19:15 WIB

Intisari-Online.com - Selama Perang Dunia II, hampir semua pihak merencanakan untuk menghancurkan musuh.

Begitu juga Inggris, pada 1942 mereka mulai merencanakan Operasi Vegetarian yang mugkin akan menyapu jutaan nyawa manusia.

Pada saat sebagian besar negara Eropa netral atau di bawah kendali Hitler, Inggris khawatir bahwa Nazi mungkin berencana untuk menyerang Kepulauan Inggris.

Karena senjata nuklir belum dipersiapkan, peperangan biologis dipandang sebagai salah satu cara paling efektif untuk mengalahkan musuh.

Baca Juga: Pengakuan Rob O'Neill, Anggota Navy SEAL yang Menembak Mati Osama bin Laden

Baca Juga: Tak Sengaja Beri 'Love' di Instagram? Jangan Panik, Siasati dengan Cara Ini!

Ekspansi yang tampaknya tak terhentikan oleh Hitler mendorong Inggris mulai mengembangkan senjata biologis.

Perdana Menteri Winston Churchill menugaskan Dr. Paul Fildes, direktur departemen biologi, untuk menemukan senjata itu.

Fildes muncul ide menjatuhkan makanan ternak yang terkontaminasi antraks, kemudian disebut sebagai 'kue sapi'  ke padang rumput Jerman.

Otoritas militer Inggris menerima rencana tersebut dan diam-diam memulai produksi lima juta kue sapi yang akan dijatuhkan ke berbagai wilayah Jerman oleh 12 pengebom RAF khusus.

Pada musim dingin 1942 dan musim semi 1943, Inggris memutuskan untuk menguji senjata itu di Pulau Gruinard, sebuah pulau kecil milik pribadi di Skotlandia.

Pemerintah mengambil alih pulau itu dan berjanji kepada pemiliknya akan mengembalikannya setelah pengujian selesai.

Seekor kawanan domba diangkut ke pulau beserta alat peledak kecil yang dikelilingi oleh kue berlumuran antraks di dekat kawanan domba itu.