Find Us On Social Media :

Hanya Dapat Warisan Dosa, Perusahaan Mobil Ini Menyesal Sudah Mendompleng Kekuasaan Dua Pangeran Cendana, Simak Pengakuannya

By Ade S, Selasa, 14 Januari 2020 | 14:46 WIB

Kolase Bambang Trihatmojo dan Tommy Soeharto

Cendana sayang, Cendana malang. Nama jalan di kawasan Menteng ini makin populer setelah reformasi. Terlebih setelah kerap didemo mahasiswa, lantaran ditengarai jadi tempat lahirnya berbagai kebijakan berbau korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Termasuk kontroversi mobnas gawean Hutomo Mandala Putra dan Bimantaranya Bambang Trihatmojo.

Makanya, saat arus reformasi menguat, pemegang hak jual Timor dan Bimantara tak lagi bisa tinggal diam. "Kalau mau tetap jualan, cap Cendana kudu dibuang!' usul para penggawang show room senada. Hasilnya, abjad emas Timor berlatar belakang wama merah di pintu masuk ruang pamer bakal hilang dari peredaran. Begitu juga emblem 'B' (Bimantara) yang telah resmikembali menjadi 'H' (Hyundai). Bahkan ada paket pengaman lewat program penyamaran.

Warisan Dosa

Sejak 14.196 unit Timor diambil alih PT Sumber Auto Graha (SAG) dari Timor Putra Nasional (TPN) September 1998 lalu, SAG memang langsung membuat gebrakan. "Kami waswas, bila bertahan dengan atribut lama, tak akan ada orang yang mau beli," ungkap sumber OTOMOTIF di markas mereka di kawasan Pecenongan.

Maklum, sepak terjang Hutomo Mandala Putra alias Tommy selama ini kerap disumpah-serapahi. Utang TPN di BBD mencapai triliunan rupiah. Belum lagi upaya pemerintah menarik kembali pajak bea masuk yang dulu pernah diberikan pada mobil Korea ini. Kabar terakhir, Tommy punya utang tambahan sekitar Rp 80 miliar, dana dealer yang sedianya bakal digunakan untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan TPN.

Dengan setumpuk 'dosa' itu, image masyarakat harus diubah. Paling tidak, "Mereka tahu, Timor tak lagi identik dengan Tommy," jelas David Darmawirya, direktur pemasaran SAG. Caranya, warna khas Timor, perpaduan huruf emas dengan latar belakang warna merah diganti dengan abjad putih berbackground biru. Penggantian warna ini dilakukan serentak, mulai pintu masuk ruang pamer hingga kartu nama penggawangnya.

Hebatnya, SAG juga mewajibkan seluruh ruang pajang Timor mengikuti aturan warna tersebut. Namun upaya melibatkan langsung ruang pamer ini belum seluruhnya terlaksana.

Yang masih membandel, umumnya bukan lantaran masih cinta Cendana, tapi tak punya dana. Amir dari PT Niaga Mobil Nasional jalan Otista misalnya, mengaku nggak punya duit untuk memajang papan nama baru. "Dihitung-hitung, ongkosnya mencapai Rp 15 jutaan," kalkulasi Alfons, juragan Batutulis Motor, Bogor. Selain mesti menyiapkan puluhan galon cat (harga per galon sekarang sekitar Rp 150.000), kocek harus dirogoh juga untuk membeli tiner dan amplas.

Baca Juga: Kisah Keteguhan Andhika Cendana, Tunarungu yang Sudah 6 Tahun Jajakan Kue di Keranjang