Penulis
Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, dilaporkan12 warga Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan, yang dilarikan ke Puskesmas setempat, usai makan daging kambing.
Nah, baru-baru ini, aparat Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, berhasil mengungkap penyebabnya.
"Mereka diduga keracunan obat viton."
"Itu obat hewan yang disuntik di kambing milik korban Yakob Neolaka," ungkap Kasat Reskrim Polres TTS Iptu Jamari kepada Kompas.com pada Sabtu (28/12/2019).
Dilaporkan, dua ekor kambing yang disuntik obat itu, kemudian mati mendadak.
Setelah kambing itu mati, diadisembelih dandaging kambing itu pun dibagikan kepada keluarga dan kerabatnya yang lain.
Daging kambing itu pun dimasak dan dikonsumsi oleh 12 orang.
Jamari merinci, 12 orang yang mengalami keracunan, yakni Yakobus Neolaka (39), Yoksan Tlonaen (33), Silfa Tlonaen (33), Aloysius Neolaka (13), Wendi Tlonaen (12), Yanto Selan (12), Melki Neolaka (9), Maria Tlonaen (9), Yanti Selan (30), Patrisius Neolaka (1,6), Yanti Tlonaen (1) dan Reja Neolaka (9).
"Mereka mengonsumsi daging kambing itu terhitung mulai tanggal 25 sampai 26 Desember kemarin,"ujar Jamari.
Usai makan daging kambing, mereka merasa mual, sakit perut dan mencret.
Bahaya konsumsi bangkai hewan
Bangkai diartikan sebagai hewan yang meninggal tanpa ada proses penyembelihan terlebih dahulu.
Hal ini rupanya menyimpan bahaya jika nantinya daging tersebut dikonsumsi oleh manusia.
Tidak adanya proses penyembelihan menyebabkan darah masih banyak memenuhi otot sehingga bisa menjadi media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat membahayakan manusia.
Ketika hewan yang masih hidup disembelih, maka hewan tersebut akan mengeluarkan darah secara sempurna karena jantung yang memompa darah masih berfungsi dengan normal.
Namun ketika sudah mati dan menjadibangkai, walaupun dilakukan penyembelihan, darah tidak bisa keluar dengan sempurna karena kerja jantung sudah berhenti.
Darah menjadi beku dan terkumpul dalam otot.
Sementara itu, adanya mikrooganisme jahat dalambangkai hewan dapat berakibat negatif bagi organ manusia yang mengonsumsinya.
Daging yang berasal dari bangkaiakan meningkatkan kontaminasi bakteri patogen yang lebih besar.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp.
Hal ini menyebabkan demam tifoid, yaitu penyakit yang ditandai dengan demam yang berlangsung lama dan disertai peradangan (inflamasi) yang dapat merusak organ hati dan usus.
Diketahui, kambing tersebut mati setelahdisuntikkan obat pada dua hari sebelumnya.
Camat Amanuban Selatan langsung bergerak dengan menyebarkan himbauan kepada masyarakat melalui pemerintah desa.
Masyarakat dihimbau untuk tidak mengkonsumsibangkaihewan dan daging hewan yang sebelumnya disuntik obat karena penyakit.
Pasalnya hal itu akan membahayakan tubuh manusia apa bila dikonsumsi.
"Kalau hewan mati akibat penyakit sebaiknya dikubur dan jangan dikonsumsi."
"Kalau hewan yang sebelumnya disuntik obat minimal sebulan setelah disuntik baru bisa dikonsumsi," imbaunya.
(Sigiranus Marutho Bere/Dion Kota)
(Artikel ini telah tayang dikompas.comdan pos-kupang.com dengan judul "12 Warga TTS Keracunan akibat Konsumsi Bangkai Kambing" dan "Ini Bahaya Memakan Bangkai Hewan Bagi Kesehatan Manusia")