Penulis
Intisari-Online.com - Seorang mata-mata China tingkat tinggi yang membelot ke Australia telah menjelaskan upaya luar biasa China untuk ikut campur dalam pemerintahan asing.
Dilansir dari Daily Mail, Sabtu (23/11/2019), Wang 'William' Liqiang menjabat sebagai salah satu agen intelijen Partai Komunis Tiongkok (PKC), memainkan peran kunci dalam pengaruh negara itu terhadap politik Hong Kong dan Taiwan sejak 2014.
Dalam sebuah wawancara dengan The Age, Liqiang (27), mengungkapkan peranya dalam skema yang sangat rumit.
Dia merupakan bagian dari skema rumit yang melawan gerakan pro-demokrasi.
Baca Juga: Cobalah Peragakan Jari Anda Seperti Ini, Konon Anda Bisa Mengetahui Peringatan Dini Kanker Paru-paru
Untuk aksinya itu, dia bahkan menyusup ke media lokal dan jaringan-jaringan mahasiswa.
Lebih jauh, Liqiang juga mengaku telah bertemu dengan kepala mata-mata yang diduga beroperasi di Australia.
Liqiang menjelaskan secara rinci bagaimana ia menargetkan organisasi di universitas-universitas di Hong Kong.
Dia memikat para siswa dengan peluang dan 'bantuan kecil' sebagai imbalan atas pekerjaan mereka.
Baca Juga: Bangkai Babi Ditemukan di Jalan-jalan, 'Ini Tadi Siang Ditemukan Sekitar Pukul 12.00 Lewat'
"Saya bertukar ide dengan mereka dan belajar tentang pemikiran mereka."
"Kemudian saya memengaruhi mereka dengan patriotisme, membimbing mereka untuk mencintai negara, mencintai Partai dan para pemimpin kami, dan melawan keras terhadap para aktivis kemerdekaan dan demokrasi di Hong Kong," katanya.
Upaya Liqiang secara efektif akan membantu China mempertahankan cengkeraman politik yang kuat di negara-negara berdaulat di mana gerakan-gerakan pro-demokrasi sedang meningkat.
Ketika ketegangan antara China dan Hong Kong berkobar, dia 'membungkam' para pembangkang dengan menggunakan para siswa yang berpura-pura mendukung kemerdekaan Hong Kong untuk mendapatkan informasi mereka sebelum 'secara verbal' menyerangnya.
"Jika kami ingin menyerang seseorang, kami bisa langsung menutup Facebook mereka," katanya, menjelaskan mereka menggunakan alamat IP palsu untuk menyebarkan pesan anti-demokrasi.
Liqiang mengatakan ia terlibat dalam operasi rahasia setelah mendapatkan pekerjaan di perusahaan investasi China Innovation Investment Limited (CIIL) di Hong Kong, yang dijalankan oleh CEO Xin Xiang.
Namun Liqiang mulai bimbang atas pekerjaannya sebagai mata-mata itu saat tiba di Sydney awal tahun ini untuk mengunjungi putra dan istrinya, yang belajar di kampus di sana.
Berbulan-bulan dalam perjalanannya, ia memutuskan untuk bertemu dengan anggota Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO).
Sejak itu, Liqiang telah menyampaikan informasi yang tidak diungkapkan kepada ASIO, tetapi mengakui pembelotannya berarti dia harus hidup dalam ketakutan akan pembalasan dari negara asalnya selama sisa hidupnya.
'Saya tahu betul bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak pernah bisa dipercaya. Setelah saya kembali, saya akan mati, 'katanya.