Penulis
Intisari-Online.com - Seorang wanita di Oregon, Ohio, dilaporkan telah menggunakan cara pintar untuk melapor ke polisi setelah ibunya menjadi korban KDRT.
Dia berpura-pura memesan pizza, meski sebenarnya dia menelepon layanan darurat 911.
Untung saja, polisi segera sigap dan mengetahui bahwa dia meminta bantuan.
Dalam laporan media lokal, wanita yang tidak disebutkan identitasnya itu mengaku bahwanya ibunya tengah menjadi korban KDRT.
Polisi yang menerima telepon 911, Tim Teneyck, kepada 13 ABC mengungkapkan, awalnya dia merasa bahwa perempuan itu menekan nomor yang salah.
Namun, dikutip BBC Jumat (22/11/2019), dia bersikeras bahwa sudah menekan nomor yang benar, dan Teneyck pun langsung sadar situasinya sangat serius.
Sebabnya, Teneyck pernah membaca sebuah forum yang membahas bagaimana korban kekerasan menggunakan kode tertentu untuk meminta bantuan.
"Anda pernah melihat situasi seperti ini di Facebook, tetapi tentu Anda tidak terlatih untuk benar-benar merasakannya," ungkapnya.
"Penerima telepon lain mengaku kepada saya, mereka tentu tidak akan mengangkatnya, dan mengabaikannya begitu saja," lanjut Teneyck.
Dari mana ide pizza itu datang?
Tidak ada yang tahu bagaimana ide tersebut tercetus.
Namun, skenario serupa pernah diperkenalkan oleh Asosiasi Perlindungan Perempuan Norwegia pada 2010.
Kemudian pada 2014 seorang netizen di forum daring Reddit yang mengaku sebagai operator 911 mengungkapkan dia pernah mendapat menelepon korban penyiksaan memesan pizza.
Dia menuturkan bagaimana awalnya percakapan itu "terasa bodoh, sebelum bergerak serius", dan membeberkan detail seperti yang dialami Teneyck.
Skenario itu viral dengan nama "pengumuman layanan publik", dengan satu unggahan Facebook mengklaim para operator terlatih untuk memahami kode itu.
Namun, klaim tersebut terbantahkan tahun lalu melalui Christopher Carver, Direktur Operasional Pusat Operator Asosiasi Nomor Darurat AS.
Kepada Associated Press, Carver mengungkapkan para polisi yang membawahkan layanan 911 tidak dilatih menggunakan kode tertentu.
"Berharap bahwa percakapan rahasia bisa dimengerti oleh mereka bakal memberikan bahaya.
Dia pun menyarankan korban untuk menggunakan SMS 911.
Carver melanjutkan, para penerima telepon tidak akan menutup telepon mereka.
Yang perlu dilakukan korban adalah memberi tahu di mana lokasi mereka.
Terkait kasus wanita di Oregob, begini transkrip percakapan antara Teneyck dan wanita yang ibunya jadi korban KDRT:
Teneyck: Oregon 911
Penelepon: Saya ingin memesan pizza di alamat ini (seraya membeberkan alamatnya)
Teneyck: Anda menelepon 911 untuk memesan pizza?
Penelepon: Uh, ya. Di apartemen (sambil mengungkapkan nama apartemennya)
Teneyck: Anda jelas menelepon nomor yang salah untuk memesan pizza Penelepon: Tidak, tidak, Anda salah memahami
Teneyck: Saya bisa mengabaikan Anda sekarang Setelah itu, si penelepon menemukan cara pintar untuk menjawab pertanyaan Teneyck, dan bisa menyebutkan seberapa bahaya situasi yang dialami mereka, dan bantuan apa yang mereka butuhkan.
Teneyck: Apakah pria itu masih di sana?
Penelepon: Yap, saya butuh pizza yang besar Teneyck: Baik, bagaimana dengan layanan medis? Apakah Anda membutuhkannya? Penelepon: Tidak, dengan pepperoni saja.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibunya Jadi Korban KDRT, Seorang Wanita Lapor Polisi, Caranya? Pesan Pizza"