Penulis
Intisari-online.com - Seorang petugas polisi berusia 30 tahun berakhir menyedihkan setelah menjadi target pembunuhan di luar pusat perbelanjaan di kota Cualiacan.
Mengutip Daily Mirror pada Kamis (7/11/19) perwira polisi yang diidentifikasi sebagai Eduardo ini dilaporkan tewas di luar pusat perbelanjaan itu.
Sebelumnya dia pernah ikut membantu menahan Ovidio Guzman putra raja narkoba Meksiko, El Chapo pada bulan lalu.
Namun, karena terjadi kerusuhan, dia dibebaskan.
Menurut media setempat, korban adalah anggota dalam operasi tersebut yang diluncurkan oleh otoritas Cualiacan untuk menangkap putra El Chapo.
Guzman ditangkap pada 17 Oktober saat konfrontasi antar polisi dan pendukung Kartel Sinaloa di kota Culiacan Meksiko.
Anggota geng yang diduga loyal kepada Guzman menyebabkan kekacauan di jalanan dan putra El Chapo itu segera dibebaskan.
Setelah dibebaskan, seorang polisi justru menjadi korban karena ikut terlibat dalam penangkapan Guzman.
Dalam laporan terpisah, sebuah rekaman menunjukkan mobil putih mengikuti mobil yang dikendarai Eduardo.
Kemudian melepaskan tembakan pada polisi itu sebanyak 155 kali.
Hasilnya polisi tersebut tewas di tempat, Eduardo sendiri adalah petugas Kepolisian Nasional pada tahun 2013 dan memegang posisi keamanan wakil menteri publik Carlos Alberto Hernandez Leyva.
Tidak dijelaskan apakah Eduardo tewas saat bertugas meskipun dilaporkan mungkin dia membawa senjata.
Sekretaris keamanan publik Cristobal Castaneda Camarillo dan wakil menteri Hernandez Leyva keduanya muncul di tempat kejadian pada pagi yang sama untuk mengawasi penyelidikan.
Pihak berwenang setempat sedang menyelidiki insiden tersebut meskipun mereka belum menentukan apakah ada kelompok kriminal di balik dugaan pembunuhan itu.
Semenjak ditangkapnya Raja Narkoba Meksiko, geng di negeri itu saling berlomba untuk menjadi penguasa obat bius.
Bahkan mereka tak segan membantai satu kampung demi mewujudkan keinginannya dan memuluskan bisnisnya.
Pertempuran hebat meletus di Meksiko utara pada hari Kamis (17/10/2019).
Hal itu lantaran pasukan keamanan menangkapOvidio Guzmán López, seorang putra gembong narkoba yang dipenjara, Joaquín "El Chapo" Guzmán.
Di bawah kepemimpinan El Chapo, kartel di Sinaloa, Meksiko, merupakan pemasok obat-obatan terbesar ke AS.
Sementara gembongnya kini berada di balik jeruji, sebagian kartel dikendalikan oleh putranya, Ovidio Guzman Lopez.
Ovidio yang diyakini baru berusia dua puluhan juga dicurigai melakukan perdagangan narkoba di AS.
Terlepas dari penangkapan El Chapo, pemimpinnya yang paling terkenal, Kartel Sinaloa masih sangat kuat di wilayah tersebut.
Dilansir dariBBC, pertempuran berkecamuk selama berjam-jam setelah Ovidio ditemukan di sebuah rumah dalam patroli rutin polisi itu.
Tak lama berselang, rang-orang bersenjata kemudian menembaki polisi dan mayat-mayat pun segera berserakan di jalan.
Kerusuhan itu sendiri membuat banyak warga sekitar yang berlindung di bawah mobil dan di toko-toko ketika tembakan meraung-raung.
Kepala keamanan negara bagian Sinaloa, Cristobal Castaneda, mengatakan kepada jaringan Televisa bahwa dua orang telah tewas dan 21 lainnya cedera, menurut informasi awal.
Beberapa petugas polisi terluka, dan korban tewas bisa meningkat.
Menteri keamanan Meksiko, Alfonso Durazo, mengatakan kepada kantor beritaReutersbahwa patroli polisi Pengawal Nasional mendapat serangan hebat.
Serangan itu datang dari luar rumah tempat mereka menemukan Guzmán.
Baca Juga:Kulit Leher Belakang Menebal dan Terlihat Hitam? Bisa Jadi Tanda Adanya Penyakit Ini
Akhirnya, polisi memilih hal yang dianggap memalukan. Mereka mundur dan membiarkan Ovidio kembali bebas.
Hal itu dilakukan demi keselamatan para polisi sendiri dan memulihkan ketenangan di kota dan menghindari kerusuhan lebih lanjut.
Seorang pengacara untuk keluarga Guzmán mengatakan kepadaAssociated Press, "Ovidio masih hidup dan bebas."
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan dia akan mengadakan pertemuan kabinet keamanannya untuk membahas insiden itu.