Penulis
Intisari-Online.com -Berusia 74 tahun, sudah tentu banyak perubahan yang dialami Indonesia, termasuk pelantikan presiden.
Pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia di zaman sekarang diawali penyampaian visi misi dan debat dari masing-masing capres-cawapres.
Setelahnya ketika sudah terpilih, pasangan presiden dan wakil presiden dilantik, tak jarang dengan perayaan-perayaan besar.
Hal ini tentunya sangat berbeda ketika pemilihan Soekarno dan Moh Hatta sebagai pemimpin pertama Indonesia.
Baca Juga: Sebuah Desa Jepang Ditemukan di Hutan Kanada, Kok Bisa?
Maklum, ketika itu Indonesia baru berusia beberapa hari pascaproklamasi kemerdekaan.
Jangankan komite yang membantu kinerja presiden, fasilitas seperti mobil kepresidenan saja belum ada saat itu.
Soekarno, sebagai Presiden Indonesia saat itu tidak merasakan fasilitas layaknya seorang kepala negara.
Melansir interaktif.kompas.id, (15/10/2019), ada kisah unik perihal pelantikan Presiden Soekarno puluhan tahun silam, tentang mobil kepresidenan yang belum dimiliki Indonesia.
Baca Juga: Mengapa Hanya Manusia Satu-satunya Spesies yang Memiliki Dagu?
Sudiro, seorang pemuda yang merupakan loyalis Soekarno menyadari hal ini.
Namun, Sudiro mengetahui bahwa di Jakarta ada sebuah mobil Buick milik seorang kepala jawatan kereta api dari Jepang.
Disebutkan bahwa mobil tersebut termasuk kategori mobil mewah di Jakarta.
Mobil itu dilengkapi dengan kain jendela pada bagian kaca belakang.
Baca Juga: 4 Obat Penurun Panas Alami, dari Bawang Merah hingga Kelapa Muda, Yuk Coba!
Sudiro dan beberapa loyalis Soekarno berhasil menemukan keberadaan mobil dalam garasi di rumah kepala jawatan kereta api dan beruntung Sudiro mengenal sang sopir.
Sudiro lantas meminta kunci mobil seraya mengucapkan "merdeka" sebagai salam pembuka pada sang sopir.
Sudiro menjelaskan pada sang sopir yang kebingungan bahwa mobil itu dibutuhkan untuk digunakan sebagai mobil kepresidenan.
Sang sopir memberikan kunci mobil itu pada Sudiro, sayang, ia tidak bisa mengendarai mobil mewah tersebut.
Sebab, menurut Soekarno, memang tak banyak orang Indonesia yang bisa mengendarai mobil pada masa itu lantaran hanya para pejabat yang diizinkan mengendarai mobil selama masa pendudukan Jepang.
Untungnya, seorang rekan Sudiro bisa mengendarai mobil tersebut.
Melansir Kompas.com (10/09/2019), mobil itu dibawa ke Pegangsaan Timur No.56, dan diserahkan pada Bung Karno.
"Iki loh Bung mobil sing pantas kanggo Presiden RI," kata Sudiro saat menyerahkan mobil itu.
Mobil inilah yang kemudian menjadi kendaraan kepresidenan Republik Indonesia untuk pertama kalinya.
Kemudian pada 16 Mei 1979, pihak Istana dan keluarga Bung Karno menyerahkan mobil tersebut untuk diabadikan di Museum Joang 45 Jakarta.