Penulis
Intisari-online.com - Sebuah video viral tentang Ki Sabdo Jagad Royo yang mengaku mendatangkan Ratu Selatan Nyi Roro Kidul, dan jin kayangan untuk mengamankan pelantikan presiden di Gedung DPR ramai dibicarakan oleh netizen.
Dalam postingan tersebut, Ki Sabdo mengklaim dirinya diminta langsung oleh Presiden untuk mngamankan negara NKRI agar tetap utuh.
Ia juga mengatakan bahwa memang pelantikan harus dilakukan pengawalan secara spiritual.
Lantas mengapa sosok tokoh spiritual masih banyak terdapat di masyarakat?
Dan mengapa kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal mistis masih begitu tinggi di tengah jaman yang modern?
Terlepas dari benar atau tidaknya klaim yang diujarkan Ki Sabdo, Kompas.com mencoba melihat fenomena ini dari sisi akademis dan budaya.
Peneliti Foklor dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Dr. Sunu Warsono menilai kepercayaan bahwa kekuatan gaib ikut campur dalam kehidupan manusia pada dasarnya sudah masuk ke dalam alam pikiran masyarakat.
Sehingga, meskipun jaman sekarang sudah maju, hal demikian akan selalu ada.
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia : Cintai Tulang Agar Terhindar dari Pengeroposan
“Di era apa pun, kepercayaan itu tidak akan pernah hilang,” ujarnya.
Hal tersebut menurutnya, bisa dibuktikan dari adanya ritual terkait hari atau bulan penting yang dianggap keramat.
Selain itu, keyakinan terhadap dunia lain pada dasarnya ada pada setiap agama, meskipun apa yang dibayangkan tentang dunia lain pada setiap keyakinan berbeda.
“Tapi prinsip keyakinan bahwa ada jagat lain selain jagat yang hanya sebentar kita huni ini berlaku bagi siapa pun, kecuali barangkali tidak bagi mereka yang tidak percaya adanya Tuhan,” ujarnya.
Baca Juga: Penelitian: Anak-anak yang Lahir Berat Mungkin Alami Alergi pada Usia Dini
Sementara itu, paranormal atau wong pinter sendiri, menurutnya ada karena adanya pengakuan masyarakat.
“Seseorang disebut paranormal atau wong pinter berdasarkan pengakuan masyarakat,” Kata Sunu.
Hal inilah yang kemudian bisa menjadi kelemahan yang bisa saja dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang tidak benar.
Apalagi, perkara ilmu gaib tidak terdapat sertifikat kompetensi layanya mereka yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan.
Senada dengan Sunu, Prof. Sahid Teguh Widodo M.Hum. Ph.D yang merupakan Kepala Institut Javanologi Universitas Negeri Surakarta (UNS), menilai, kepercayan terhadap sosok spiritual maupun hal-hal gaib adalah hal yang wajar.
“Nilai dasar kemanusiaan tidak akan akan banyak berubah meskipun terbalut dalam kata modern,” ujarnya.
Ia juga menganggap, pada dasarnya bangsa kita sudah cukup dikenal sebagai bangsa religius yang segala sesuatunya didasarkan pada hal ilahiah, dimana baik buruk sudah ada yang mengatur.
Apalagi, ketika masyarakat tersebut berasal dari suku Jawa yang terkenal sebagai masyarakat yang tidak suka konfrontasi.
Baca Juga: Dua Hari Didiagnosis Dokter, Wanita Ini Meregang Nyawa, Ternyata Ini Penyakit yang Dideritanya
Ketidaksukaan akan konfrotasi ini kemudian melahirkan kecenderungan untuk berdamai termasuk dengan unsur-unsur yang tampak maupun tak tampak.
Sehingga untuk mencapai pribadi yang selamat, maka keempat penjuru yakni, hal yang bersifat ilahiah, mikro makro kosmos, fisik dan non fisik, harus diseimbangkan.
Kenapa Nyi Roro Kidul
Lantas kenapa kemudian pelantikan presiden dikaitkan dengan Nyi Roro Kidul, Sahid menilai, hal tersebut memang sudah ada sejak jaman kerajaan dahulu.
Konon untuk mencapai keseimbangan paling tinggi, dahulu Sultan Agung menyatukan keempat unsur yang ada.
“Untuk mencapai keseimbangan maka penguasa laut, gunung dan bumi harus disatukan. Di Songgo Buwono dulu, sinuwun dipertemukan dengan Nyi Roro Kidul,” ujarnya.
Hal ini menurutnya adalah sebuah simbol kepatuhan dan momentum pelantikan adalah saat untuk menyatukan unsur-unsur yang ada.
Dalam sejarah presiden-presiden Indonesia, seperti Sukarno dan Soeharto pun menurut Sahid juga banyak dihubungkan dengan hal-hal bersifat mistis.
"Karna memang negara kita negara yang besar, beragam perlu energi besar untuk mengelola. Proses spiritual, kultural sangat penting tak hanya soal politik," ujarnya.
“Dalam kontek keinian, ini wajar terjadi sebagai titik balik manusia menerima kehidupan,” lanjutnya.
Ia juga menilai kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang bersifat gaib adalah suatu nilai yang membuktikan bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bukan pengatur alam.(Nur Rohmi Aida/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Dukun Turut Amankan Pelantikan Presiden, Kenapa Orang Percaya Mistis di Era Digital?"