Find Us On Social Media :

Benarkah Tak Ada Sinergi antara Perjuangan Bung Karno dan Para Pemuda?

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 17 Agustus 2019 | 17:30 WIB

Peristiwa Rengasdengklok

Sukarno berada di Hindia Belanda dan Hatta masih di Eropa. Sukarno tidak pernah ke luar negeri pada masa penjajahan Belanda.

Hubungan antara Perhimpunan Indonesia di Belanda dengan aktivis gerakan di Tanah Air terjalin melalui penerbitan mereka "Indonesia Merdeka" yang dikirim ke sini dan beredar di kalangan pegiat kemerdekaan.

Soegondo Djojopoespito yang belajar hukum di Batavia sejak tahun 1925 dan tinggal di sebuah rumah pegawai pos beruntung memperoleh majalah tersebut yang seharusnya disortir.

Bacaan-bacaan itu menambah wawasan kebangsaannya, kemudian mendorongnya untuk melaksanakan Kongres Pemuda II pada 1928, yang mendudukkannya sebagai ketua panitia.

Baca Juga: Bukan Fatmawati, Dipangkuan Wanita Inilah Bung Karno Menghembuskan Napas Terakhirnya

Terdapat beberapa kelompok diskusi di Pulau Jawa antara lain Indonesische Studiedub di Surabaya sejak tahun 1924 yang dipimpin Sutomo.

Ada juga Algemeene Studiedub di Bandung dengan tokoh utamanya Sukarno sejak tahun 1925.

Wacana kebangsaan berembus lewat komunikasi media tertulis atau melalui pulang-pergi beberapa tokoh pergerakan dari Hindia Belanda ke Eropa.

Sutomo berangkat ke Belanda melanjutkan studi pada 1919 dan menjadi Ketua Indische Vereeniging 1921-1922. la pulang ke Indonesia tahun 1923.

Baca Juga: Bukan dari Bung Karno, Ternyata dari Sinilah Istilah 'Jas Merah' Berasal