Find Us On Social Media :

Inilah para Pahlawan Tanpa Makam di Indonesia, dari Pattimura hingga Tan Malaka

By Tatik Ariyani, Jumat, 16 Agustus 2019 | 16:15 WIB

Ada tujuh kriteria untuk menentukan seseorang berhak menerima gelar Pahlawan Nasional.

Intisari-Online.com – Dari banyaknya Pahlawan Nasional Indonesia yang diangkat sejak 1959, baik yang berjuang sebelum maupun sesudah kemerdekaan, beberapa meninggal dan dimakamkan ketika diasingkan Belanda (Tjut Nyak Dien di Sumedang atau Tuanku Imam Bonjol di Manado).

Namun, ternyata ada juga yang makamnya belum ditemukan.

Sedikitnya ada dua orang pahlawan yang dimakamkan di mancanegara, yakni Tuanku Tambusai (1784 - 1882) di Negeri Sembilan (Malaysia) dan Syekh Jusuf Tajul Khalwati (1626 - 1699) di Cape Town (Afrika Selatan).

Uniknya (atau repotnya?), penduduk setempat di Goa, Sulawesi Selatan, Banten, dan Madura percaya bahwa makam Syekh Jusuf juga berada di daerah mereka.

Baca Juga: Inilah Alasan Setiap Ibu yang Melahirkan Secara Sesar Juga Pantas Diberi Gelar Pahlawan yang Hebat

Bangkai pesawat di Puncak

Terdapat pula beberapa orang pahlawan nasional yang tidak diketahui makamnya. Beberapa di antaranya tewas dalam pertempuran di laut atau di udara seperti Martha Christina Tiahahu yang jenasahnya berada di Laut Arafuru (antara P. Buru dan P. Tiga).

Komodor Josaphat Sudarso gugur sewaktu bertempur dengan Belanda dalam rangka Pembebasan Irian Barat di Laut Aru. Abdurrachman Saleh dan Adisucipto ditembak ketika akan mendarat di Yogyakarta semasa revolusi kemerdekaan.

Sedangkan Halim Perdanakusuma dan Iswahyudi mengalami kecelakaan pesawat di Tanjung Hantu, Malaysia. Jenazahnya baru dikembalikan ke Indonesia tahun 1975 dan dimakamkan di TMP Kalibata.

Tidak dijelaskan apakah saat itu dilakukan pengecekan jenasah secara forensik atau hanya berdasarkan kesaksian warga lokal. Nama keempat perwira penerbang itu diabadikan sebagai nama bandar udara di beberapa kota di Indonesia.

Baca Juga: Perjuangan Mendur Bersaudara Abadikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bohong Pada Jepang Hingga Manjat Pohon