Istirahatnya 'BD' Sang Penjelajah

Ade S

Penulis

Sosoknya tegas, keras, penuh disiplin dalam mendidik. Pergaulannya luas, senang ngobrol akrab sambil ngopi berjam-jam, teman-temannya berasal dari beragam kalangan.

Intisari-Online.com -Sosoknya tegas, keras, penuh disiplin dalam mendidik. Pergaulannya luas, senang ngobrol akrab sambil ngopi berjam-jam, teman-temannya berasal dari beragam kalangan. Orangnya kreatif, tulisannya lincah bertutur, dan di kepalanya selalu mengalir ide-ide baru yang kepinginnya harus segera diwujudkan.

Kira-kira begitulah kesan orang-orang yang mengenal sosok Rudy David Badil atau Rudy Badil. Mas atau Bang Badil, begitu mereka yang mengenal dia memanggilnya, memang punya beragam pengalaman dengan senior yang seperti enggak pernah capek ini.

Maklum, BD (begitu inisialnya ketika jadi wartawan Kompas) aktif di berbagai bidang yang mungkin tidak pernah didengar atau disangka-sangka sebelumnya. Misalnya, dia salah satu pendiri dari Warkop Prambors, yang sayangnya sebelum grup lawak cerdas itu ngetop, BD sudah mengudurkan diri dengan alasan “demam panggung”.

Kali lain, BD pernah cerita tentang keterlibatannya sebagai aktivis mahasiswa tahun 60-an, bersama Soe Hok Gie dan teman-teman di UI yang mengkritik kebijakan pemerintah Orde Baru. Atau kiprahnya yang begitu intens dalam dunia pecinta alam bersama Mapala UI. Kali lain, BD bisa begitu detail bercerita tentang seluk beluk dunia perfilman, karena rupanya pernah jadi asisten sutradara.

Masyarakat luas mengenal BD sebagai salah satu penulis yang produktif dan kreatif. Tulisan-tulisannya di Harian Kompas langsung bisa dikenali dari judul-judul serta teknik penuturannya yang nyeleneh. Dialek-dialek anak Jakartanya, kadang diselipkan di antara kalimat-kalimat serius sebagai pemancing senyum. Seolah menabrak “aturan”, tapi anehnya para pembacanya tidak keberatan.

Mungkin tidak banyak orang yang ingat, BD juga pernah terlibat dalam pembentukan karakter Majalah Intisari, periode tahun 90-an. Terutama dalam memperkenalkan tema-tema seperti petualangan, penjelajahan, wisata, budaya, dll. Semua tentu berkat koneksinya yang begitu luas ke berbagai kalangan.

Dengan beragam pengalamannya selama lebih dari 50 tahun, BD sudah bukan hanya menulis lagi. Belakangan, ia sudah menjadi narasumber untuk berbagai topik-topik di mana BD terlibat dan banyak tahu. Misalnya seputar pergerakan mahasiswa angkatan 60-an, Soe Hok Gie, pecinta alam, atau isu-isu seputar lingkungan hidup (sebuah istilah yang menurut BD dipopulerkan oleh anak-anak UI).

Kamis, 11 Juli 2019, Pukul 07.15 di RS Hermina Depok, akhirnya BD meninggalkan kita semua. Usai sudah sebuah perjalanan panjang yang seolah tidak kenal lelah, menjelajah, dan begitu kritis terhadap berbagai persoalan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Semoga beristirahat dengan tenang Bang BD.

Artikel Terkait