Find Us On Social Media :

Mengenalkan Menggambar ke Anak-anak Marjinal Melalui Kelas Gambar

By Agus Surono, Jumat, 5 Juli 2019 | 16:30 WIB

Sebagian peserta Kelas Gambar dengan hasilnya.

Intisari-Online.com - “Siapa yang belum pernah menggambar?” teriak Galih Wismoyo Sakti (34) di depan sekitar 10-an anak-anak usia sekolah dasar pada suatu pagi di hari Sabtu awal Mei 2019. Beberapa tampak malu-malu mengangkat tangannya.

Anak-anak itu merupakan anak asuhan Komunitas River Rangers di wilayahbantaran Sungai Ciliwung, Condet, Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka berkumpuldi halaman rumah salah satu anggota komunitas River Rangers di sebuah klusterperumahan di Condet.

“Awalnya kami mau berkumpul di markas River Rangers di bantaran KaliCiliwung. Cuma kemarin Kali Ciliwung meluap dan bantaran itu kerendam air danberlumpur. Kasihan anak-anak kalau harus menggambar di tempat seperti itu.Makanya kami pindah ke sini,” kata Galih.

Kegiatan menggambar untuk anak-anak marjinal sudah menjadi acara rutin akhirpekan Galih. Bersama Teddy Afif mereka mendirikan komunitas Kelas Gambar.Misinya, menularkan virus gambar di kalangan anak-anak terpinggirkan yang taktersentuh oleh aktivitas menggambar.

Mengapa menggambar?

Baca Juga: Anti Stress, Citra Marina Meditasi Lewat Menggambar di Kereta

Berdampak positip

Yang pertama, karena Galih punya keterkaitan dengan dunia gambarmenggambar. Lulusan desain grafis Universitas Pelita Harapan (UPH),Tangerang, Banten, dan arsitektur Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, iniadalah dosen arsitektur di UPH dan Universitas Multimedia Nusantara.

“Itu yang bisa kami berikan. Kedua, seni sering dianggap tidak penting dalampendidikan tumbuh kembang anak. Khususnya di negara-negara berkembangatau lingkungan tempat anak-nk itu tinggal. Bisa saja anak-anak itu bisa gambartapi bapak ibunya enggak tahu harus digimanakan bakat anak itu,” kata Galih.

Namun Galih menekankan bahwa pengenalan menggambar kepada anak-anakitu tidak berhulu ke hasil karya yang bagus. Aktivitas menggambar bisameningkatkan kemampuan anak-anak dalam melihat sesuatu, observasi, lebihsadar terhadap lingkungan. Lebih empati dengan lingkungan dan teman. Intinyamengolah rasa melalui gambar.

“Mulainya pada bulan puasa tahun 2017. Kami awalnya mengadakan kelasgambar untuk anak yatim di panti asuhan dekat rumah. Responsnya sangat baik,”Galih menceritakan awal mula Kelas Gambar.