Penulis
Intisari-online.com - Saat ini ketika pasangan suami-istri memutuskan untuk berpisah mereka melakukan perceraian melalui jalur hukum.
Namun, tahukah Anda bahwa pada masa lalu ada sebuah metode tak lazim yang diakukan pasangan suami istri untuk bercerai.
Ternyata mereka melakukan transaksi jual beli istri, di mana para suaminya pergi ke pasar untuk menawarkan istrinya kepada pembeli.
Melansir Elite Readers, dari abad ke-18 hingga pertengahan ke-19 di Inggris, kebiasan jual-beli istri ini dilakukan, ini adalah metode sebelum perceraian dikenal dunia.
Baca Juga: Song Joong Ki Gugat Cerai Song Hye Kyo: Ini 5 Faktor Umum Perceraian, Tidak Melulu Orang Ketiga
Pada waktu itu, surat kabar sering memuat cerita tentang istri yang dijual kepada pria lain. Fakta menyebutkan, antara 1780 hingga 1850 sekitar 300 istri terjual.
Perceraian di Inggris baru dikenal pada tahun 1857, dan sebelum itu desas-desus yang beredar menyebutkan pembubaran perkawinan biayanya sangat mahal.
Pembubaran perkawinan membutukan undang-undang Parlemen pribadi dengan biaya mencapai 15.000 poundsterling (Rp269 juta) setara dengan harga hari ini.
Satu-satunya alternatif untuk berpisah dari istri mereka adalah melalui transaksi jual beli istri di pasar atau melalui lelang ternak dan mendaftarkan wanita sebagai barang untuk dijual.
Istri yang akan dijual diikat leher, pinggang dan pergelangan tangan, kemudian mereka berdiri di sebuah balok pelelangan.
Mencambuk istri yang dijual adalah hal biasa, namun semua penjualan dilakukan atas persetujuan penuh dan antusias istri.
Praktik ini ilegal, namun banyak pihak berwenang menutup mata terhadap fenomena ini, karena itu adalah satu-satunya pilihan kebanyakan suami saat itu.
Hampir semua istri yang dijual atau dilelalang atas kemauan mereka sendiri.
Baca Juga: Suhunya Capai 1.100 Celsius dan Meroket 15 Kilometer ke Angkasa, Gunung Ini Kembali Erupsi
Banyak kasus, penjualan atau pelelangan akan diumumkan di koran lokal, dan pembelian sudah diatur sebelumnya.
Proses penjualan atau pelelangan lebih merupakan formalitas atau simbol perpisahan, namun ada pula wanita yang minta dijual demi menghindari pernikahan yang tidak bahagia.
Salah satu kasus penjualan istri yang tercatat pertama kali adalah di Birmingham, tahun 1733.
Seorang pria bernama Samuel Whitehouse, menjual istrinya bernama Mary Whitehouse kepada pria lain bernama Thomas Griffiths seharga 1 pound (Rp17 ribu) pada saat itu.
Harganya juga bervariasi, dan sungguh tak masuk akal, ada yang menjualnya dengan menukar sebotol bir.
Ketika penjualan di mulai orang-orang akan mulai berkumpul dan membentuk kerumunan besar, dan menyaksikan penjualan melalui metode lelang.