Punya Berat Tak Ideal, Ini Rahasia Sehat Atlet Sumo, 'Dengusan' dan 'Ketukan' Jadi Menu Utama

Yoyok Prima Maulana

Penulis

Para pegulat sumo memiliki badan besar dan berat badan tak ideal, seperti inilah mereka menjaga kesehatannya.

Intisari-Online.Com -Sumo merupakan seni bela diri tradisional Jepang yang terkenal di dunia.

Pertandingan ini merupakan adu teknik dan kekuatan dengan cara saling dorong antar dua orang pria.

Hal yang membuat olahraga sumo ini menjadi mudah dikenali adalah atletnya yang berbadan besar.

Atlet sumo juga mengikat rambutnya menyerupai sanggul, saat bertanding mereka juga hanya menggunakan cawat.

Baca Juga: Identik dengan Hidup Mewah dan Punya Istri Cantik, Ternyata Begini Kehidupan Asli para Pesumo

Seorang pesumo pun dianggap atlet meski memiliki badan gemuk, yang sebenarnya bukan termasuk berat badan ideal seperti lazimnya para atlet lainnya.

Uniknya, meski dengan bobot tubuh besar, pegulat sumo memiliki fleksibilitas dan stamina yang baik.

Dalam pertandingan sumo profesional tidak ada kategori kelas.

Ini artinya seorang pegulat dengan berat 200 kilogram bisa saja melawan pegulat dengan berat 90 kilogram.

Jadi, untuk menang dalam pertandingan sumo, berat badan yang besar dan tubuh raksasa saja tidaklah cukup.

"Kebanyakan orang tidak mengerti bahwa pegulat sumo sangat atletis," ucap Byambajav Ulambayar, pegulat sumo yang telah memenangkan dua kali kejuaraan.

Baca Juga: Punya Tubuh Ekstra Besar, Ternyata Begini Pola Makan dan Keseharian Pesumo

Menurutnya, pegulat sumo profesional rata-rata memiliki kecepatan, fleksibilitas, kekuatan dan ketangguhan tubuh yang cukup baik.

Baru-baru ini, sumo telah diakui oleh Komite Olimpiade Internasional — langkah penting untuk memasukkannya ke dalam Olimpiade mendatang.

Ada upaya bersama untuk memacu minat pada olahraga tradisional ini.

Badan pimpinan Sumo di Jepang kadang-kadang mengirim pegulat profesionalnya untuk tur internasional, dan turnamen sumo di Jepang kini juga lebih banyak menyediakan penerjemah Inggris.

Hal ini bukan karena faktor modernisasi. Meningkatnya daya tarik masyarakat pada olahraga sumo menunjukan bagaimana hal kecil itu telah berubah dalam 2.000 tahun, berkat pengabdian total seorang atlet.

Bagaimana pegulat sumo menjaga kebugaran? Heya merupakan organisasi pegulat sumo, tempat mereka berlatih dan tinggal.

Ada sekitar 40 heya, yang sebagian besat terletak di Ryogoku, Tokyo.

Para pegulat makan, tidur atau berlatih di bawah pengawasan seorang toshiyori, atau master stable.

Baca Juga: Ritus Aneh Para Pesumo, Usir Roh Jahat Dengan Tangisan Bayi

Latihan berlangsung empat hingga tujuh jam sehari, enam hari seminggu, untuk mempersiapkan pertandingan yang biasanya berlangsung kurang dari 20 detik.

Aturan sumo sangat sederhana. Jika ada bagian tubuh kita yang menyentuh lantai kecuali telapak kaki, atau kita melangkah atau jatuh di luar batas jerami dohyo, kita akan kalah.

Satu-satunya pergerakan yang tidak diperbolehkan adalah meninju dalam jarak dekat, mencolok mata lawan, dan menyerang selangkangan lawan.

Serangan bisa dilakukan dengan mendorong, melempar, menampar, memaksa lawan keluar batas, dan membanting tubuh.

Untuk mempelajari teknik-teknik ini, para pegulat sumo biasanya memulai latihan saat fajar dengan perut kosong untuk melatih kuda-kuda shiko selama satu jam.

Kuda-kuda shiko dilakukan dengan berjongkok, salah satu kaki diangkat kesamping setinggi yang mereka bisa dan kembali menurunkannya.

Gerakan semacam itu bisanya dilakukan 150 hingga 300 kali. Para pegulat sumo juga melatih gerakan full split serta teknik jatuh yang tepat.

"Kamu harus dapat memutar dan bergerak di ruang kecil," kata Andrew Freund, direktur USA Sumo.

Dalam turnamen-turnamen besar, arena pertandingan biasanya berada di atas sebuah platform, jadi memungkinkan pegulat untuk terdesak ke ujung dengan menjatuhkan dua kaki ke lantai.

"Jika kamu kaku seperti binaragawan, kamu akan terluka," kata Freund.

Setelah itu mereka berlatih kekuatan dengan beban tubuh sendiri dan melatih kecepatan agar bisa menghasilkan tenaga yang besar dan eksplosif.

Lalu menu utama latihan setiap hari adalah sparring.

Baca Juga: 5 Fakta Mencengangkan di Balik Olahraga Sumo yang Merupakan Sebuah Ritual Suci di Masa Lalu

Suasana latihan ini biasanya sunyi, tidak ada musik, tidak ada obrolan di antara pegulat, hanya dengusan dan bunyi ketukan langkah.

Setelah itu, mereka melakukan butsu-kari. Ini mirip latihan bertahan.

Pegulat akan berdiri dan yang lain akan mendorongnya sekuat tenaga ke tepi ring.

Ini adalah latihan yang sangat melelahkan. Semua gerakan itu tentu membakar banyak kalori, yang kemudian digantikan dari makanan tradisonal berupa sup yang disebut chanko-nabe.

Makanan ini dibuat dalam jumlah besar olah anggota junior heya.

Setiap komponen dalam makanan adalah sumber energi atletik.

Kaldu untuk sup biasanya dibuat dari ikan, babi, sapi, atau ayam yang mengandung elektrolit untuk membantu hidrasi serta fungsi sel.

Di dalam menu itu juga ada protein dari bahan-bahan seperti ayam, udang, dan telur rebus, untuk membangun otot.

Mereka juga mengonsumsi mie yang mengandung karbohidrat sebagai pengganti energi, sayuran dan rempah-rempah yang mengandung vitamin, mineral, dan senyawa anti-inflamasi.

Baca Juga: Kehidupan Tragis Atlet Sumo, Tinggal di Kandang Kuda dan Tidak Bertemu Wanita

Setiap pegulat biasanya memiliki resep sendiri. Para atlet profesional mengonsumsi porsi besar chanko, bersama dengan nasi dan bir.

Setelah selesai makan dan latihan pagi, mereka biasanya tidur siang cukup lama, lalu di sore hari masih melakukan latihan tambahan dan pertemuan tim.

Sebagai makanan di penghujung hari, mereka mengonsumsi lebih banyak chanko dan nasi mendekati waktu tidur.

Tak heran bila tubuh para pesumo menjadi besar, namun tetap kuat dan gesit.(Ariska Puspita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulRahasia Sehat Para Atlet Sumo

Artikel Terkait