Berawal Dari Mimpi Ini, Satpam Asal di Depok Mengaku Sebagai Imam Mahdi, Bangun Musala Berbentuk Kabah

Ade S

Penulis

Ia mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi atas anugerah Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.

Intisari-Online.com - Baru-baru ini sebuah kabar cukup menghebohkan terjadi di Depok.

Warga Jalan Haji Komat Dua, RW 005 RT 004 terkejut dengan seseorang bernama Winardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi.

Hal tersebut tersebut diketahui warganet setelah viralnya undangan Terbuka Keluarga Besar Trisula Weda untuk open house halalbihalal Idul Fitri 1440 H bersama sang pembaharu (Imam Mahdi) di Padepokan Trisula Weda yang berada di Kampung Prigi Bedahan, Bedahan, Sawangan.

Undangan tersebut diunggah di media sosial Instagram @info_depok.

Baca Juga: Terlihat Sangat Tegar saat Tubuhnya Dilalap Api di Depan Gedung Putih, Nyatanya Pria Ini Berakhir Seperti Ini

Ketua RW 005 RT 004, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Hasan mengaku kaget dengan adanya ajaran tersebut.

"Saya baru tahu ini dari aparat. Ini dulunya digunakan sebagai tempat tempat pengobatan alternatif," ucap Hasan di lokasi.

Padepokan yang dibangun sejak tahun 2013, saat ini berubah menjadi tempat perkumpulan pengikut Trisula Weda.

"Pengikutnya di daerah sini tidak ada. Namun pengikutnya ada dari segala daerah," ucapnya.

Baca Juga: 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Sementara diwawancara terpisah, salah satu pengikut Trisula Weda, Mahfuzi, mengatakan dirinya hanya mengikuti apa yang diajarkan Winardi yang mengaku Imam Mahdi.

Undangan Halalbihalal Padepokan Trisula Weda yang dibentuk Imam Mahdi Winardi. Undangan ini viral dan membongkar keberadaan aliran sesat ini. (instagram.com/infodepok_id)

Winardi diketahui bekerja sebagai security di wilayah Jakarta.

"Ya di sini kami belajar, belajar ilmu, tuntunan. Sifatnya lebih untuk mengetahui dan memperdalam ilmu agama.

Baca Juga: 'Kami Tahu UFO Itu Nyata,' Klaim Mantan Pejabat Pertahanan AS, Berikut Alasannya

Untuk mengetahui agama yang selurus-lurusnya," ucapnya.

Weda mengatakan, bangunan 2 X 3 meter menyerupai kabah yang dipersoalkan masyarakat karena bentuk dan warnanya merupakan musala rumah Winardi.

Bentuk kabah ini dipersoalkan karena bangunan itu dinilai menjadi tempat ritual.

"Itu karena catnya mungkin ya padahal itu sebenarnya tempat musala biasa," ucapnya.

Baca Juga: Tempat Istirahat Ini Khusus Disediakan Untuk Pencopet di Libur Lebaran 2019

Winardi mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi berawal dari mimpi.

Ia mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi atas anugerah Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.

Dalam mimpi, Winardi bercerita telah melalui perjalanan roh dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi, Kelurahan Belahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat ke kampung halamannya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Di kampung halamannya Winardi kemudian bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.

Baca Juga: Beginilah Penampakan Kebun Ganja Senilai Rp19 Milliar yang Tersembunyi di Dasar Bumi

Setelah itu dirinya mengajak sekeluarganya ke Tanah Suci, Arab Saudi.

"Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya.

Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi)," kata Winardi di Kantor Kecamatan Sawangan, Rabu (29/5/2019) malam.

Sesampainya di Tanah Suci, sambung Winardi, ia mengarahkan para leluhurnya untuk menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram.

Kemudian, ia juga memandu keluarganya untuk menjalankan ibadah jamrah aqabah dengan mengambil tujuh batu kerikil.

"Saya mengambil tujuh batu kerikill dan melempar jamrah. Selanjutnya saya di perjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah," cerita dia antusias.

Melalui musyawarah tokoh agama sekitar yakni, MUI Depok, Nahdlatul Ulama (NU) Depok, dan pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian, Winardi akhirnya bertobat.

Baca Juga: Kondisi Kesehatan Dikabarkan Memburuk, Ani Yudhoyono Kembali Dirawat di ICU National University Hospital Singapura

BERTOBAT

Ketua MUI Kota Depok, KH Dimyati Badruzzaman mengatakan hasil dari musyawarah atau tabayun (konfirmasi) pihaknya bersama sejumlah ulama terhadap Winardi dan para muridnya disepakati bahwa ajaran dan pengakuan dari Winardi sesat.

Hal tersebut merujuk pada penjelasan Alquran dan hadist Nabi Muhammad SAW yang dituliskan dalam tiga buku yang judulnya khusus berkaitan dengan Imam Mahdi.

"Orang yang tak lagi sesuai dengan ajaran hadis maka ini salah, keliru, dan tidak benar.

Maka ini ajaran yang menyimpang.

Kami meminta agar Winardi bertaubat dan gelar Imam Mahdi agar ditinggalkan.

Dan muridnya dapat meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran," ucap Dimyati di Kecamatan Sawangan, Rabu (29/5/2019).

Mediasi para tokoh agama dan Winardi yang mengaku Imam Mahdi di Kecamatan Sawangan, Depok, Rabu (29/5/2019).(KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA)

Dimayati mengatakan, Winardi telah taubat dan berjanji akan meninggalkan kegiatan lamanya.

"Namun alhamdulillah beliau tadi sudah mengaku tobat dan mengucap dua kalimat syahadat.

Saya pertegas bahwa beliau sudah mengucap dengan tegas bahwa beliau bukan Imam Mahdi," ujar Dimyati.

Dimyati pun melarang adanya aktivitas tertentu baik mingguan atau bulanan di padepokan tersebut.

"Apabila terjadi lagi, maka forum juga akan melakukan sikap selanjutnya pada beliau yang akan dikoordinasikan dengan aparat keamanan," ucapnya.

Sementara itu, Winardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi menyampaikan permohonan maafnya di hadapan warga, sejumlah tokoh ulama, aparat, dan sejumlah pengikutnya yang dihadirkan di kantor Kecamatan Sawangan.

"Saya Winardi. Malam hari ini mengaturkan mohon maaf, khususnya baik ulama atau tokoh agama di Sawangan dan Depok juga masyarakat, apabila merasa resah," ucap Winardi menunduk.

Ia berjanji, akan menutup padepokan tersebut dan meminta pada para pengikutnya untuk tidak lagi menjadi pengikutnya.

"Mohon maaf bilamana terjadi kesalahan dan ketidakstabilan di masyarakat," ucapnya.

Ia juga akan mengubah musala rumahnya yang awalnya dicurigai sebagai tempat ritualnya.

Sebab bentuk dan warnanya seperti kabah.

"Saya juga akan merubah cat musala rumah saya agar masyarakat tidak salah sangka," ucapnya.

Kapolsek Sawangan, Kompol Suprasetyo mengimbau agar warga bisa menahan diri dan tetap menjaga lingkungan yang kondusif khususnya di wilayah Sawangan.

"Jika ada hal-hal yang tidak sesuai silakan laporkan ke kami semua tetap dalam koordinasi kami.

Biar nantinya kami yang akan tindak lanjuti," tuturnya. (Cynthia Lova/Kompas.com)

Artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Viral, Seorang Satpam Asal Depok Mengaku Sebagai Imam Mahdi".

Artikel Terkait