Sering Dijadikan Budak Nafsu dan Dijual, Para Wanita Yazidi Justru Pernah Tentukan Kehancuran Militan ISIS di Suriah

Ade S

Penulis

Ratusan petarung wanita tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran jarak dekat yang begitu sengit.

Intisari-Online.com -Salah satu kekejian yang dilakukan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) saat mereka masih 'berjaya' adalah menjadikan wanita sebagai budak nafsu.

Hal ini dikisahkan oleh orang-orang yang mencoba membebaskan para wanita tersebut saat dijadikan badang dagangan dan budak nafsu para militan ISIS.

"Bagi ISIS, para perempuan Yazidi adalah barang dagangan,” kata Dr Mirza Dinnayi.

Dinnayi adalah salah satu perunding yang mengontak milisi tertentu untuk membebaskan perempuan-perempuan Yazidi yang disekap ISIS.

Baca Juga: 'Mother of Satan', Jenis Bom yang Sama yang Digunakan ISIS saat Beraksi, Mulai dari Surabaya Hingga Sri Lanka

“Saat ISIS mundur (akibat gempuran kekuatan anti-ISIS), mereka mambawa serta barang-barang berharga, seperti emas dan uang kontan," kata Dinnayi.

"Perempuan-perempuan yang mereka sekap juga mereka bawa pergi. Makanya di daerah bekas kekuasaan ISIS, kami tak menemukan banyak tawanan perempuan. Bagi ISIS, perempuan bisa dijual," kata Dinnayi.

"Harga perempuan Yazidi berkisar antara 7.000 hingga 15.000 dollar (atau sekitar Rp 93 juta hingga Rp 200 juta)," kata Abu Shuja.

Namun, menariknya, meski terlihat tak berdaya saat berada di tangan ISIS, para perempuan Yazidi ini pernah menjadi

Baca Juga: ISIS Memang Sudah Ditaklukan, Tapi Masih Ada Bom Waktu dalam Diri Ribuan Anggota ISIS dari 54 Negara yang Ditahan SDF

Untuk menghancurkan kekuatan militan ISIS yang bercokol di kota Ragga, Suriah, pasukan gabungan AS, akan mengalami kesulitan tanpa kehadiran para petarung wanita Yazidi dari suku Kurdi.

Pasalnya dalam kondisi yang makin terdesak militan ISIS memaksa para wanita ISIS untuk terjun ke garis depan pertempuran baik sebagai pasukan penyerbu maupun pengebom bunuh diri.

Kehadiran pasukan wanita ISIS yag siap bertempur sampai mati itu sangat merepotkan pasukan gabungan AS.

Sebab mereka bertempur sesuai konvesi Jeneva dan dilarangan melukai wanita dan anak-anak, meskipun para wanita dan anak-anak itu memegang senjata.

Tapi untuk menghadapi para kombatan wanita ISIS itu, pasukan gabungan AS akhirya tidak mengalami kerepotan lagi.

Apalagi setelah ribuan pasukan wanita Yazidi yang sudah memiliki pengalaman tempur ikut maju ke garis depan dan siap bertarung melawan ISIS.

Pertempuran yang diwarnai pertarungan antara petarung wanita Yazidi melawan petarung wanita ISIS pun berlangsung seru di se antero kota Ragga.

Ratusan petarung wanita tewas dari kedua belah pihak akibat pertempuran jarak dekat yang begitu sengit.

Baca Juga: Semalaman Digempur, 1.300 Anggota ISIS Akhirnya Menyerah, Ada Wanita dan Anak-anak

Sementara pasukan ISIS yang terdiri dari para pria cenderung menghindari bertempur melawan para wanita Yadisi.

Sebab jika sampai tertembak mati, sesuai keyakinan para pejuang ISIS pria, mereka akan langsung masuk neraka.

Berkat kegigihan dan keberanian para pejuang wanita Yazidi tersebut, pasukan gabungan AS yang melancarkan gempuran dari darat dan udara akhirnya bisa menguasai sepenuhnya kota Ragga.

Kota itu berhasil dibumihanguskan hingga hancur berantakan pada minggu ketiga bulan Oktober 2017 lalu.

Baca Juga: Kisah Azad Cudi, Mantan Sniper Iran yang Tembak Mati 250 Militan ISIS di Suriah

Artikel Terkait