Singapura Siaga Monkeypox, Virus Mematikan yang Mirip Cacar, Belum Ada Vaksin Khusus untuk Mengobatinya

Ade S

Penulis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan monkeypox adalah virus mematikan yang berasal dari hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat.

Intisari-Online.com -Singapura saat ini tengah siaga penuh setelah seorang warga Afrika yang berada di negara tersebut diketahui terjangkit monkeyfox atau cacar monyet.

Lima orang warga Singapura lainnya turut dikarantina karena diketahui telah melakukan kontak fisik dengan warga Afrika tersebut.

Kabar tersebut juga turut membuat pemerintahProvinsi Riau waspada karena banyaknya warga mereka yang keluar-masuk Singapura.

Bahkan bandara dan pelabuhan di Batam diperketat, termasuk dengan pemasanganthermal detection diPelabuhan Ferry Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau.

Baca Juga : Viral Penyakit Cacar Monyet di Singapura, Kenali Gejalanya Sebagai Berikut

Apa itu monkeypox?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan monkeypox adalah virus mematikan yang berasal dari hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat.

Ia juga didefinisikan sebagai virus zoonotik (yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia). Dari bentuknya, ia mirip dengan cacar.

Kasus monkeypox pertama yang tercatat terjadi di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.

Baca Juga :Sedang Sakit Cacar dan Tak Ingin Anaknya Tertular, Lihat Cara Cerdas Ibu Ini Menyusui Bayinya!

Meskipun awalnya ditularkan ke manusia melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh primata yang terkontaminasi (atau hewan pengerat seperti tupai pohon dan tikus), monkeypox adalah penyakit menular sehingga mungkin bisa disebarkan sesama manusia.

Apa gejalanya?

Penyakit ini memiliki masa inkubasi enam sampai 16 hari.

Pada tahap pembukaannya, pasien pertama-tama menderita demam, sakit kepala, pembengkakan, nyeri punggung, nyeri otot, dan kelesuan umum.

Setelah demam, tubuh penderita akan mengalami erupsi kulit, di mana ruam menyebar di seluruh wajah, diikuti oleh sisa tubuh.

Biasanya ruam paling sering terjadi di telapak tangan dan telapak kaki.

Menurut ahli, virus ini dapat sulit didiagnosis tanpa bantuan analisis laboratorium karena kesamaan gejala dengan virus lain yang menyebabkan ruam, seperti cacar air, campak, kudis dan sifilis.

Baca Juga :Benarkah Kita Semua Harus Terkena Cacar Air Sekali dalam Hidup Kita?

Seberapa berbahayanya?

Meskipun korban jiwanya masih di bawah cacar, tapi sudah ada korban jiwa akibat monkeypox. Khususnya di kalangan muda.

WHO mengatakan bahwa tingkat kematian kasus ini kurang dari 10 persen. Namun bukan berarti virus ini bisa dianggap sebelah mata.

Contoh, pada tahun 2017 di Nigeria, ada 172 kasus monkeypox diidentifikasi dan 61 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di seluruh negeri.

Tujuh puluh lima persen penderita adalah laki-laki dan berusia antara 21 dan 40 tahun.

Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan khusus yang tersedia. Tetapi cacar yang sudah ada sebelumnya telah terbukti 85 persen efektif dalam memerangi penyakit ini.

Oleh karenanya, saat ini Public Health England (PHE) sedang hati-hati dalam memeranginya.

Terutama mereka yang sudah melakukan kontak dengan pasien yang telah didiagnosis.

(Mentari DP)

Baca Juga : Mengenal Cacar Monyet alias Monkeypox yang Nyatanya Jauh Lebih Ringan dari Cacar Air

Artikel Terkait