Penulis
Intisari-Online.com -Dalam pendidikan militer TNI, prinsip dasar yang diterapkan adalah membentuk prajurit yang siap diterjunkan dalam kondisi apapun dan kapanpun.
Jika diamati, para pasukan TNI, khususnya Marinir TNI AL, yang sedang digembleng untuk menjadi pasukan komando semuanya mendapat pelatihan di luar batas kemampuan manusia.
Siswa pendidikan komando Marinir akan digembleng dalam suasana latihan seperti perang sungguhan.
Begitu usai salat Subuh mereka langsung berlatih keras sepanjang hari menggunakan pakaian tempur lengkap dan berlatih sepanjang hari.
Untuk membangunkan para prajurit yang sangat mudah tertidur itu, biasanya pelatih menggunakan ledakan granat plastik selama tiga kali disusul tentetan bunyi tembakan.
Semua siswa komando mengenakan ransel di punggung yang beratnya sekitar 20 kg dan masing-masing prajurit membawa senapan serbu AK-47.
Hampir semua kegiatan untuk menggembleng pasukan komando itu dilakukan dalam kondisi berlari.
Pendidikan komando Marinir yang dilaksanakan selama tiga bulan ini memang penuh dengan ujian ketahanan baik mental, fisik maupun intelegensia serta tidak mengenal kompromi.
Baca Juga : Kisah 'Dokter Neraka' Pasukan Marinir, Mengobati di Tengah Hujan Peluru
Ada lima tahapan berat yang harus dilewati untuk dapat menyelesaikan pendidikan guna mendapatkan baret ungu Marinir ini.
Tahap Laut menjadi ujian pertama yang harus dilalui, kemudian beranjak ke Tahap Komando, Tahap Hutan, dan Tahap Gerilya Lawan Gerilya (GLG).
Tahap yang terakhir adalah Tahap Lintas Medan dengan menempuh jarak 300 km dari Banyuwangi menuju Surabaya.
Jarak itu ditempuh dengan berjalan kaki memotong 4 pegunungan di Jawa Timur.
Agar semua siswa komando mampu mengikuti semua latihan yang sangat berat itu, para pelatih menyiapkan dukungan berupa makanan yang cukup memadai.
Tapi jangan dibayangkan menu makanan itu seperti nasi bungkus atau nasi kotak yang dipesan dari rumah makan atau katering tertentu.
Semua menu makanan untuk siswa komando Marinir dimasak oleh para pelatihnya karena semua pasukan Marinir pada umumnya mahir memasak.
Salah satu ketrampilan yang dilatihkan dalam pendidikan komando TNI pada umumnya adalah agar pasukan komando mengenal beragam jenis tanaman dan hewan untuk survival sekaligus cara memasaknya.
Baca Juga : Mengintip Kemampuan Spesial Prajurit Yontaifib, Pasukan Marinir Penemu Black Box Lion Air JT 610
Acara makan siang memang merupakan acara yang sangat luar biasa bagi semua siswa pendidikan komando karena kondisinya selalu sangat lapar akibat latihan yang begitu keras.
Maka menu makan siang yang biasa disajikan kepada para siswa komando Marinir juga sangat istimewa.
Biasanya menunya berupa nasi putih sayur mayur seperti pecel lauk tahu tempe dan sebutir telur mentah.
Sebelum disantap menggunakan tangan menu “nasi komando” semuanya dicampur terlebih dahulu kemudian baru diguyur telur mentah lalu diaduk lagi.
Bagi orang biasa menyantap ‘’nasi komando’’ mungkin bisa muntah.
Tapi bagi siswa komando Marinir yang sudah sangat lapar menu “nasi komando” itu hanya ada dua rasa: enak dan enak sekali; dan harus dimakan tanpa sisa.
Pasalnya kalau makan sampai meninggalkan sisa hukuman berat dari para pelatih siap menunggu.
(Agustinus Winardi)
Baca Juga : 'Nasi Komando', Inilah Menu Makan Siang Paling Enak dalam Pendidikan Komando Marinir yang Sangat Keras Itu