Penulis
Intisari-Online.com -Lebaran biasanya menjadi momen penting saat seluruh keluarga dapat berkumpul bersama.
Sayangnya, terkadang karena satu dan lain hal seorang anak tidak bisa mengunjungi orang tuanya.
Padahal, sangat penting untuk orang tua yang 'ditinggal' anaknya merantau untuk sering dikunjungi.
Bisa jadi, meski mereka terlihat baik-baik saja, bahkan bahagia, sebenarnya mereka sedang merasa sedih.
Ya, orangtua memang betul-betul sosok yang hebat.
Limpahan kasih sayang mereka selalu kita terima tanpa pernah menuntut balas.
Namun sering pula, karena terlena dengan kasih sayang itu, kita sebagai anak lupa memikirkan perasaan mereka.
Perasaan-perasaan yang jarang mereka ungkapkan, namun sebetulnya mereka rasakan.
Baca Juga : Usai Lebaran 2018, Harga Telur Ayam Naik Hingga Rp31.000 per Kg
Salah satunya adalah ketika anak-anaknya mulai beranjak dewasa.
Satu per satu akan meninggalkan rumah untuk studi, pekerjaan, dan menikah.
Ternyata, ada perasaan campur aduk yang kemungkinan besar mereka alami.
Kondisi ini, seperti dilansir di mayoclinic.org, biasanya disebut sindrom sarang kosong (empty nest syndrome).
Sindrom ini bukanlah diagnosis klinis, namun sebuah fenomena yang umum dialami orangtua ketika anak-anaknya mulai meninggalkan rumah.
Perasaan campur aduk, antara sedih dan kehilangan.
Sekalipun orangtua selalu mendukung anak-anaknya untuk hidup mandiri, namun sebetulnya ada sisi lain dalam hatinya yang tidak sepenuhnya rela.
Perasaan untuk melepaskan anak, menjadi masa sulit tersendiri bagi orangtua.
Baca Juga : Tak Perlu Mahal dan Ribet, Ini 10 Cara Mudah Agar Mobil Kinclong Ketika Lebaran
Apalagi ketika anak akan pergi ke tempat yang jauh, untuk merantau misalnya.
Kesedihan itu bukan karena ia tidak ingin anaknya sukses.
Namun ada perasaan kehilangan akan anak-anak yang dirawat dan dibesarkannya.
Ia akan merasa rindu pada waktu-waktu yang biasanya dilewati bersama anak-anaknya.
Kemudian timbul rasa khawatir, apakah anak-anaknya akan aman jika tidak bersama mereka atau apakah anak-anak bisa mengurus dirinya sendiri ketika tidak lagi bersama orangtua.
Masa transisi ini sangat mungkin dialami oleh orangtua.
Karena itu, ingatlah akan orangtua kita hari ini.
Bisa jadi ia sedang sangat merindukan anak-anaknya sekarang.
Sering-seringlah menelepon saat tidak bisa bertatap muka langsung.
Jika tinggal berdekatan dengan orangtua, sering-seringlah kunjungi mereka.
Walau mereka tidak mengungkapkannya, mereka pasti sangat merindukan kita.
(Tika A.P.)
Baca Juga : Simak Tips Aman Konsumsi Makanan Kolesterol Saat Lebaran, Penting Nih!