Find Us On Social Media :

Bangsa Yahudi Terkenal Cerdas, Ternyata 7 Faktor Inilah Penyebabnya

By Intisari Online, Minggu, 21 April 2019 | 18:06 WIB

Anak-anak dari bangsa Yahudi

Intisari-Online.com- Mungkin selama ini Anda sudah sering mendengar anggapan bahwa orang Yahudi adalah kaum yang cerdas.

Bahkan fakta juga menunjukkan bahwa beberapa tokoh cerdas di dunia mewarisi darah Yahudi, sebut saja Albert Einstein.

Namun apa yang membuat mereka begitu cerdas dan memiliki IQ tinggi?

Apakah semata karena alasan genetika ataukah ada alasan lain semisal lingkungan, budaya, pendidikan atau faktor lainnya?

Baca Juga: Bukan Korut atau Israel, Inilah Negara Paling Berbahaya di Dunia

Menurut penelitian seperti yang diwartakan Institute for Ethics and Emerging Technologies, berikut 7 faktor penyebabnya:

7. Kebersihan & Makanan

Orang Yahudi memiliki kebiasaan tentang kebersihan, mereka selalu mencuci tangan baik sebelum makan.

Mereka tidak mengonsumsi daging babi dan itu mencegah dari trichinosis.

Baca Juga: Catat! Inilah Waktu-waktu Terlarang untuk Minum Air Putih, Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan

Dengan tingkat penyakit yang lebih rendah itu tingkat mental mereka juga semakin baik.

6. Pendidikan, kembali pada masa Sebelum Masehi

Taurat menginstruksikan setiap ayah untuk mengajarkan Taurat kepada anak-anaknya.

Adalah sebuah hal yang terlarang dalam Yahudi untuk membiarkan anak-anak mereka buta huruf.

Baca Juga: Inilah Potret Memilukan Kehidupan Penjara di Israel yang Hanya Dihuni Oleh Perempuan

Bahkan wanita Yahudi juga belajar membaca dan menulis, ini adalah fenomena yang langka pada zaman itu.

5. Sekolah Wajib Bagi Laki-laki

Pada tahun 64 Masehi, imam besar Joshua ben Gamla menerapkan peraturan yang mewajibkan sekolah untuk semua anak laki-laki, dimulai pada usia 6 tahun.

Dalam 100 tahun, orang Yahudi telah membangun etnis yang cerdas pertama dalam sejarah.

Baca Juga: Enggak Perlu Repot Ngetik di WhatsApp Cukup Ngomong Tulisan Akan Terketik Sendiri, Begini Caranya!

4. Buku yang sulit

Taurat (lima buku pertama dari Alkitab Yahudi) dan Talmud (rekaman diskusi para Rabi) secara intelektual adalah rumit dan canggih.

Praktisi Yudaisme diwajibkan untuk belajar dan mempelajari hukum yang ekstensif yang ketat secara mental.

Isi tematik dari bagian tulisan suci tidak sederhana atau literal, sebaliknya, dirancang untuk pemahaman pada berbagai tingkat abstrak dan metafora.

Baca Juga: Ulfberht, Pedang Kuno Bangsa Viking dengan Teknologi yang Melampaui Zamannya, Futuristik!

Sebaliknya, penyembahan dalam monoteisme kuno menuntut keterampilan literasi yang signifikan karena tuntutan kognitif dari teks.

Tradisi juga mempertahankan bahwa untuk memahami Talmud dibutuhkan studi tujuh jam sehari selama tujuh tahun

3. Pemikiran Dialektis dan Rasional

Salah satu pendekatan penting untuk pembelajaran Yahudi adalah dialektika.

Baca Juga: Penuh Kedamaian, Inilah 10 Foto Kehidupan Masyarakat di Yerussalem Sebelum Israel Merongrong Palestina

Talmud itu sendiri bukanlah "kode hukum" tetapi sebagai gantinya, ringkasan besar dari argumen.

Orang Yahudi didorong untuk melihat perspektif yang berbeda dari suatu masalah, dan mereka diajarkan untuk mempertanyakan segala sesuatu, termasuk Hukum, logika Rabi, dan sistem kepercayaan seseorang.

Keterampilan analitik dan strategis yang dikembangkan baik dalam dialektika Yahudi maupun pemikiran kritis merupakan komponen penting dari tes IQ, dan itu penting dalam karir hukum, akademik, sains, dan teknik.

2. Berpikir Positif

Baca Juga: Mengerikan, Ritual Pemakaman Raja Viking Melibatkan Wanita yang Sukarela Dibunuh untuk Menemaninya ke Alam Baka

Sikap positif adalah yang terpenting, bukan genetika.

Kebanyakan non-Yahudi tidak bekerja sekeras orang Yahudi, untuk mencapai potensi penuh mereka.

1. Musik

Musik telah dihormati dalam tradisi agama Yahudi selama 3.000 tahun.

Para peneliti percaya pelatihan musik dapat mengoptimalkan pengembangan neuron dan meningkatkan fungsi otak dalam matematika, analisis, memori, kreativitas, manajemen stres, konsentrasi, motivasi, dan sains.

(Muflika Nur Fuaddah)