Penulis
Intisari-Online.com -Pasukan Demokratik Suriah (SDF) boleh saja mengklaim telah berhasil mengalahkan benteng terakhir ISIS.
Tapi mereka masih menyimpan 'bom waktu' dalam diri ribuan anggota ISIS yang ditahan SDF.
Mereka, betapa pun sulitnya, harus secepatnya 'dijinakkan', tidak hanya oleh SDF, tapi juga oleh berbagai pihak di dunia yang menentang terorisme.
Ribuan anggota ISIS yang ditangkap untuk kemudian dijadikan tahanan oleh SDF tersebut berasal dari 54 negara di luar Suriah.
Baca Juga : Semalaman Digempur, 1.300 Anggota ISIS Akhirnya Menyerah, Ada Wanita dan Anak-anak
"Ada ribuan anggota, anak-anak, dan perempuan dari 54 negara, tidak termasuk Irak dan Suriah, yang menjadi beban serius dan bahaya bagi kami dan masyarakat internasional," kata Abdel Karim Omar, juru bicara urusan luar negeri pasukan Kurdi itu.
"Jumlahnya meningkat secara besar-besaran selama 20 hari terakhir dari operasi Baghouz," katanya.
Operasi itu menyebabkan ribuan orang meninggalkan tempat perlindungan terakhir mereka. Sementara, beberapa anggota ISIS melarikan diri, banyak yang memilih tinggal, menyerah, atau bertempur sampai mati.
Menurut pasukan yang dipimpin AS itu, 66.000 orang telah meninggalkan wilayah kantong terakhir ISIS sejak Januari lalu, termasuk 5.000 anggota ISIS dan 24.000 kerabat mereka.
Baca Juga : Kisah Azad Cudi, Mantan Sniper Iran yang Tembak Mati 250 Militan ISIS di Suriah
Serangan SDF sempat dihentikan beberapa kali karena membuka koridor kemanusiaan bagi orang-orang untuk dievakuasi.
"Teroris masa depan"
Pemerintahan otonomi Kurdi yang secara de facto berada di timur laut Suriah mengaku tidak memiliki kapasitas penahanan untuk banyak orang, apalagi mengadili mereka.
Banyak dari negara-negara asal anggota ISIS yang enggan menerima mereka kembali karena risiko keamanan potensial dan reaksi publik.
Beberapa bahkan mencabut kewarganegaraan anggota ISIS yang ditahan di Suriah.
"Harus ada koordinasi antara kami dan komunitas internasional untuk mengatasi bahaya ini," ucap Omar.
"Ada ribuan anak yang dibesarkan dengan ideologi ISIS," lanjutnya.
Baca Juga : Dijejer di Jalan, Anggota ISIS Dieksekusi oleh Kelompok Ekstremis Rival
"Jika anak-anak ini tidak dididik ulang dan diintegrasikan kembali ke masyarakat, mereka adalah calon teroris di masa depan," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyambut baik kekalahan kelompok ISIS setelah perjuangan selama lima tahun. Meski demikian, pria berusia 72 tahun itu menyebut kelompok ekstremis tersebut tetap menjadi ancaman.
"Kami akan tetap waspada, sampai akhirnya kalah di mana pun kelompok itu beroperasi," katanya.
"Kami akan terus bekerja dengan mitra dan sekutu kami untuk menghancurkan teroris radikal," tuturnya.
Trump juga punya pesan khusus bagi kaum muda setelah ISIS dikalahkan.
"Kepada semua orang muda di internet yang percaya pada proganda ISIS, Anda akan mati jika bergabung," katanya.
"Sebaliknya, pikirkan tentang menjalani kehidupan yang hebat," ujarnya.
(Veronika Yasinta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ribuan Anggota ISIS dari 54 Negara yang Ditahan SDF Kini Bak "Bom Waktu"".
Baca Juga : Tragis, Tentara Temukan 50 Kepala Budak Seks ISIS di Tong Sampah