Penulis
Intisari-Online.com - Bagi sebagian besar anak berusia 11 tahun, hidup mereka hanya berputar di sekitar sekolah dan bermain dengan teman-teman.
Namun, tidak semua anak beruntung menjalani kehidupan normal.
Masih ada banyak anak di luar sana yang menjalani kehidupan yang sulit dan harus melalui kesulitan pada usia yang begitu muda.
Beberapa anak bahkan harus membantu keluarga mereka mencari nafkah seperti bocah lelaki asal Thailand ini.
Baca Juga : Ingin Bahagiakan Ibunya, Bocah 10 Tahun Menabung untuk Belikan Cincin Rp17 Juta Namun Akhirnya Bikin Haru
Pada usia 11 tahun, ia harus bekerja di krematorium untuk mendukung ibunya yang terbaring di tempat tidur.
Ayahnya sudah lama meninggal ketika dia masih balita dan tidak lama setelah ayahnya meninggal, ibunya jatuh sakit.
Jadi, bocah malang ini bekerja untuk membantu membayar biaya rumah sakit dan obat ibunya
Sebelumnya, ibunya bekerja di krematorium, tetapi dia tidak bisa lagi bekerja sehingga dia mengirim putranya untuk bekerja di sana.
Baca Juga : Jantung Bocah 1 Tahun Ini Mendadak Berhenti Selama 40 Menit Akibat Makan Pisang, Bagaimana Bisa?
Bayangkan apa yang harus dilalui bocah itu ketika ia pertama kali bekerja di krematorium.
Dia bertugas membakar tubuh orang mati atau tetap di krematorium setiap hari.
Bahkan orang dewasakadang takut melihat mayat, apalagi anak kecil.
Namun, itulah yang harus ia lakukan untuk pekerjaan itu.
Kadang-kadang, ia harus bekerja sampai larut malam sampai semua mayat dibakar menjadi abu.
Bocah itu mengakui bahwa menakutkan membakar mayat-mayat itu dengan tangannya sendiri.
Butuh waktu sebulan baginya untuk terbiasa dengan pemandangan itu.
Dia juga memiliki saat-saat mengerikan ketika dia bekerja shift malam.
Terkadang dia mendengar suara aneh keluar dari krematorium.
Meskipun demikian, suara-suara itu tidak lagi membuatnya takut ketika bocah itu tumbuh semakin kuat.
Dia mengatakan bahwa dia tidak akan menyerah pada pekerjaannya hanya karena suara isterius yang tidak bisa dia jelaskan.
Biasanya setelah dia selesai dengan shift malam, dia akan kembali ke rumah dan memberi makan ibunya.
Kemudian, dia akan pergi ke tempat tidurnya.
Ketika matahari terbit keesokan harinya, ia akan pergi ke krematorium untuk memulai pekerjaannya.
Sejak ceritanya menarik perhatian publik, banyak yang datang untuk menawarkan bantuan dan uang mereka untuk bocah dan ibunya. (Adrie P. Saputra/Intisari)