Tentang Homunculus, Manusia Kecil yang Mampu Berjalan di Atas Air

Mentari DP

Penulis

Sains memang telah membuat banyak kemajuan dalam abad terakhir ini selama tidak terbentuk dengan masalah etika kemanusiaan.

Intisari-Online.com - Sains memang telah membuat banyak kemajuan dalam abad terakhir ini selama tidak terbentuk dengan masalah etika kemanusiaan.

Salah satu masalah tersebut adalah penciptaan kehidupan buatan.

Bagi sebagian orang, ini adalah kemajuan logis dari pengetahuan ilmiah.

Namun bagi yang lain merupakan ranah yang tidak boleh diganggu oleh manusia.

Baca Juga : Pengakuan Menyedihkan Freddie Mercury Sesaat Sebelum Meninggal

Konsep yang berkaitan dengan penciptaan kehidupan buatan seperti rekayasa genetika dan kloning manusia adalah ide-ide ilmiah yang relatif modern.

Namun, di masa lalu bidang alkimia oleh para ilmuwan Abad Pertengahan juga sudah berupaya menciptakan kehidupan secara artifisial.

Salah satu makhluk yang konon mampu diciptakan oleh para alkemis adalah homunculus, yang berarti 'pria kecil' dalam bahasa Latin.

Homunculus: Manusia Kecil dengan Kekuatan Besar

Homunculus pertama kali disebut dalam tulisan alkimia abad ke-16.

Namun demikian, kemungkinan konsep ini lebih tua dari tulisan-tulisan ini dan dapat dilacak hingga Abad Pertengahan awal (400 hingga 1000 M).

Kisah pertama yang diketahui tentang produksi homunculus dikatakan ditemukan dalam sebuah karya Arab tanpa tanggal yang disebut Buku Sapi, konon ditulis oleh filsuf Yunani Plato sendiri.

Komposisi untuk menciptakan homunculus termasuk air mani manusia, seekor sapi dan darah hewan.

Baca Juga : 'Murder Babes', Kontroversi Kasus Pembunuhan oleh 3 Wanita Cantik Thailand

Sementara prosesnya termasuk inseminasi buatan sapi, mengolesi alat kelamin hewan yang diinseminasi dengan darah hewan lain, dan memberi makan secara eksklusif dengan darah hewan lain.

Hewan yang hamil akhirnya akan melahirkan zat yang tidak berbentuk, yang kemudian akan ditempatkan dalam bubuk dari tanah sunstone (ramuan fosforesen mistis), belerang, magnet, tutia hijau (sulfat besi) dan getah willow putih.

Ketika gumpalan mulai menumbuhkan kulit manusia, ia akan ditempatkan dalam gelas besar atau wadah timah selama tiga hari.

Setelah itu, ia harus diberi makan dengan darah dari indukan yang dipenggal selama tujuh hari sebelum menjadi homunculus yang sepenuhnya terbentuk.

Dalam Kitab Sapi, ada beberapa prosedur pembuatan homunculus untuk fungsi kehidupan buatan mereka yang beragam.

Ada jenis homunculus yang dapat digunakan untuk membuat bulan purnama muncul pada hari terakhir bulan itu, memungkinkan manusia berubah bentuk menjadi bentuk sapi, domba atau bahkan kera, berjalan di atas air dan mengetahui hal-hal yang sedang terjadi di kejauhan.

Baca Juga : Daftar Orang Terkaya di Dunia pada Awal Tahun 2019: Jeff Bezos Tetap Nomor 1, Kylie Jenner Jadi Miliyarder Termuda

Jenis homunculus lain dapat digunakan untuk memungkinkan seseorang melihat setan dan roh, serta untuk berkomunikasi dengan mereka.

Serta homunculus lainnya untuk memanggil hujan tidak pada waktunya dan menciptakan ular yang sangat beracun.

Tanggapan Ilmuwan Sekarang

Para ilmuwan hari ini jelas menolak isi karya itu dan menganggapnya sebagai hasil fantasi belaka.

Sementara yang lain berpendapat bahwa tulisan itu dimaksudkan untuk diartikan secara simbolis bukan harfiah.

Sehingga berisi pesan tersembunyi mengenai proses kenaikan spiritual.

Namun demikian, tujuan menghasilkan homunculus, yaitu penciptaan kehidupan buatan, adalah sebuah pencarian yang masih dilakukan ilmuwan hingga saat ini.

Baca Juga : Catur Brata Penyepian, Empat Pantangan Bagi Umat Hindu Saat Nyepi

Artikel Terkait