Penulis
Intisari-Online.com – Suasana di malam itu begitu sunyi hingga terdengarlah percakapan keempatlilintersebut.
Lilinpertama berkata, “Akulah damai.”
“Namun manusia tak pernah bisa menjagaku. Lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Setelah berkata seperti itu, sanglilinsedikit demi sedikit padam.
Baca Juga : Anda Jenius atau Tidak? Cari Tahu Lewat 5 Gambar di Bawah Ini
Lilinkedua kemudian berkata, “Aku adalah iman.”
“Namun sepertinya aku sudah tak berguna lagi. Manusia tak mengenalku dan tak ada gunanya lagi aku menyala.”
Usai berbicara, tiupan angin pun memadamkan bara apinya.
Dengan suara sedih,lilin ketiga berkata, “Aku ini cinta.”
“Namun tak mungkin lagi aku tetap menyala. Menusia sudah saling benci dan menganggap aku tak berguna.”
“Mereka membenci keluarga, teman-teman, bahkan orang-orang yang dicintainya.”
Dalam sekejap, mati pulalilin ketiga itu.
Lalu datanglah seorang anak masuk ke dalam ruangan itu. Ia melihat tigalilintelah padam.
Ia pun merasa takut dan berkata, “Mengapa kalian semua mati? Kalian harus tetap menyala! Aku takut akan kegelapan!”
Lilinkeempat pun berkata lirih, “Jangan takut, apapun yang terjadi, aku akan tetap menyala.”
“Akulahharapan. Dengan aku, kamu akan selalu bisa menyalakanlilinlainnya.”
Maka anak itu mengambillilin keempat dan menyalakan semualilinlainnya.
Denganharapandi dalam hati, masing-masing manusia bisa melakukan apapun dalam hidupnya.
Hal yang terpenting adalah jangan pernah kehilanganharapan. (Lila)
Baca Juga : Ketika Letusan Gunung Hampir Tewaskan Semua Penduduk Kota yang Bergelimang Dosa Ini