Find Us On Social Media :

Perempuan Aborsi, Ternyata Dampaknya pada Pria Juga Menghantui

By Trisna Wulandari, Kamis, 28 Februari 2019 | 14:02 WIB

Dalam kisah-kisah nyata aborsi, ada kalanya kita mendengar tentang pasangan pria menjadi pelaku pemaksaan aborsi.

Demi menutupi rasa malu atau gengsi, pria yang tidak siap menyambut bayi dalam hidupnya menyarankan pasangannya untuk melakukan aborsi.

Randy (19) adalah salah satunya. Setelah menghamili pacarnya, mahasiswa asal AS ini ketakutan dan panik akan segera menjadi ayah.

Ketakutannya sama besarnya dengan rasa khawatir untuk meminta pacarnya melakukan aborsi.

Hingga akhirnya, si perempuan yang mengambil keputusan aborsi dan Randy yang membayar biayanya.

Baca Juga : Tragis, Pria Ini Paksa Istrinya Lakukan 4 Kali Aborsi Hingga Tewas Hanya Karena Ingin Punya Bayi Laki-laki!

Akan tetapi rupanya aborsi menyisakan rasa bersalah dan menyesal pada Randy.

Perasaan terbeban ini muncul dari tidak terungkapnya emosi dan kesedihan saat memilih menutup mulut atas kejadian yang dialaminya dan pasangan.

Meski tidak ada sanksi sosial mereka terima dengan memilih menutup rapat-rapat soal aborsi pasangannya, beban psikologis tidak semudah itu reda.

“Namun pria cenderung menyangkal rasa sedih tersebut,” ujar Michael Y. Simon, psikoterapis asal California, dilansir psychologytoday.com.

Michael menuturkan, beban emosional yang dirasakan pria dari aborsi dapat berimbas pada rasa menghargai diri yang rendah, memakai obat-obatan, sulit menjalin hubungan baru, dan disfungsi seksual.

Baca Juga : Kasus Remaja Dipenjara Karena Melakukan Aborsi Setelah Dirudapaksa: Begini Dasar Hukum Aborsi di Indonesia

Ditambah lagi, pria cenderung tidak mencari bantuan untuk meredakan rasa menyesal dan sedih pascaaborsi.