Penulis
Intisari-online.com - Sebanyak 6 pria di India ditangkap oleh pihak berwenang karena membunuh seorang perempuan dan empat anaknya.
Diwartakan ABC, Rabu (30/1/2019), pembunuhan itu berawal dari kecurigaan terhadap perempuan tersebut sebagai seorang penyihir yang membunuh seorang gadis.
Penduduk desa mendobrak masuk rumah korban di negara bagian Odisha timur.
Mereka kemudian menyerang perempuan tersebut dan juga anak-anaknya hingga tewas.
Baca Juga : Anaknya Nyaris 'Disantap' Buaya, Seorang Ayah Nekat Bertarung dan Menggigit Kaki Buaya Ini
Penganiayaan berujung kematian itu memakai alat-alat pertanian. Setelah itu, warga membuang mayat mereka ke sumur.
Penyelidik kepolisian setempat, Sushant Dash, mengatakan enam tersangka termasuk seorang dukun didakwa melakukan pembunuhan.
"Mereka telah mengakui melakukan pembunuhan dengan alasan ilmu sihir," ucapnya.
"Dua atau tiga orang lagi kemungkinan akan ditangkap dalam beberapa hari mendatang," imbuhnya.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Dash mengatakan penduduk desa menyalahkan wanita itu atas penyakit dan kematian seorang gadis berusia 12 tahun.
Di beberapa negara bagian di India, pria dan perempuan kerap dituding sebagai penyihir sehingga diserang atau dibunuh oleh penduduk.
Menurut Biro Catatan Kriminal Nasional, ada 134 kasus pembunuhan terkait dengan penyihir pada 2016.
Penduduk desa sering berkonsultasi dengan dukun setempat yang menyalahkan ilmu sihir atas penyakit yang diderita.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Dukun itu kemudian menyarankan agar si penderita diobati dengan tanah liat panas atau besi panas.
"Ini adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan dan hukum yang tidak dapat menghentikan kejahatan seperti itu, kita perlu mendidik mereka," kata Anuradha Mohanty, kepala Pusat Kebudayaan Rakyat. (Veronika Yasinta/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dianggap Penyihir, Perempuan dan 4 Anaknya di India Dibunuh"