Mengapa Hujan Memberi Bau Bumi yang Segar dan Bersahaja? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Tatik Ariyani

Penulis

Sesekali berjalanlah di bawah hujan, kita akan mencium bau segar dan menyenangkan dari air hujan itu. Ini penjelasan ilmiahnya.

Intisari-Online.com – Cobalah sekali-sekali berjalan di bawah hujan deras dan perlahan-lahan rasakan: aromanya segar dan bersahaja.

Sebelum menyentuh tanah, hujan hanyalah air. Tidak berbau.

Tetapi setelah tetesan hujan menghantam tanah dan berinteraksi dengan kotoran, aroma hujan yang segar dan nyaris manis dilepaskan.

Baca Juga : Hujan Meteor Kerap Dianggap Ancaman, Tapi Jepang Justru Ingin Ciptakan Hujan Meteor Buatan, Untuk Apa?

Para ilmuwan berpikir mereka telah mengidentifikasi mekanisme yang tepat yang melepaskan aroma ini ke lingkungan sekitarnya.

Bau itu sebenarnya memiliki nama. Ini disebut "petrichor," dari kata Yunani "petra," yang berarti "batu," dan "ichor," yang mengacu pada cairan yang mengalir seperti darah di pembuluh darah para dewa.

Fenomena ini pertama kali dikarakterisasi (sebagai aroma yang akrab setelah hujan ringan) oleh dua ilmuwan Australia pada tahun 1964, tetapi sampai sekarang, para peneliti tidak memahami mekanisme fisik di baliknya.

Baca Juga : Inilah 5 Tips Ampuh Untuk Menghindari Flu Ketika Musim Hujan Tiba

"Mereka berbicara tentang minyak yang dipancarkan oleh tanaman, dan bahan kimia tertentu dari bakteri, yang menyebabkan bau ini Anda dapatkan setelah hujan setelah musim kering yang panjang," Cullen Buie, asisten profesor teknik mesin di Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, kata dalam sebuah pernyataan.

"Menariknya, mereka tidak membahas mekanisme bagaimana bau itu bisa mengudara,” sambungnya, seperti dilansir dari Livescience.

Saat tetesan hujan menyentuh permukaan keropos, ia mengantongi gelembung-gelembung kecil udara.

Baca Juga : Selain Awan Berbentuk Tsunami di Makasar, Ini 5 Bentuk Awan yang Bisa Menandakan Hujan Akan Turun Sebentar Lagi

Gelembung-gelembung ini kemudian melaju ke atas, seperti gelembung dalam segelas sampanye, sebelum memecah permukaan tetesan dan melepaskan partikel mikroskopis, yang disebut aerosol, ke udara. Para peneliti berpikir aerosol ini membawa aroma seperti hujan.

Buie dan postdoc-nya, Youngsoo Joung, memfilmkan tetesan air hujan ketika mereka mengenai 38 jenis permukaan yang berbeda: 12 bahan rekayasa dan 16 sampel tanah. Joung bahkan mengambil sampel tanah dari sekitar kampus MIT dan di sepanjang Sungai Charles.

Para peneliti mengamati proses dengan sistem kamera berkecepatan tinggi. Tergantung pada kecepatan tetesan, dan sifat-sifat tanah, awan ratusan tetesan aerosol mungkin tersebar dalam beberapa mikrodetik.

Baca Juga : Fenomena Aneh: Hujan Ikan Hebohkan India Sesaat Setelah Badai

Para peneliti melihat ini paling sering selama hujan ringan dan sedang, sementara aerosol jauh lebih sedikit dilepaskan selama hujan deras.

Para ilmuwan telah lama mengamati bahwa tetesan hujan dapat memerangkap dan melepaskan aerosol ketika jatuh di atas air, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka mengamati proses yang terjadi di tanah.

Penelitian baru ini membincangkan pembentukan aerosol yang diinduksi oleh gelembung dari laut ke daratan.

Baca Juga : Ini Pria Muda yang Diduga Membuat 'Hujan Uang', Dulunya Ternyata 'Orang Susah' dan Sempat Jadi Maling

Mikroba dari tanah telah diamati tinggi di atmosfer, makalah ini menyediakan mekanisme yang elegan dimana mikroba ini dapat didorong melewati lapisan udara yang stagnan di sekitar mereka ke tempat di mana angin dapat membawa mereka ke tempat lain.

Para peneliti berpikir aerosol tidak hanya menyebarkan unsur aromatik yang terlihat, tetapi juga kontaminan tertentu, seperti virus dan bakteri berbasis tanah.

Pekerjaan mereka di masa depan akan fokus pada seberapa mudah dan jauh kontaminan ini dapat menyebar.

Baca Juga : Ibu Muda Ini Rela Punggungnya 'Babak Belur' Demi Lindungi Bayinya dari Badai dan Hujan Es

Artikel Terkait