Find Us On Social Media :

Keunikan Pasar Papringan Temanggung, Transaksi Hanya Boleh Pakai Uang Bambu

By Adrie Saputra, Jumat, 25 Januari 2019 | 16:45 WIB

Intisari-online.com - Sebuah desa yang terbilang sepi mendadak ramai didatangi oleh pengunjung dari luar desa, bahkan dari luar Indonesia, kok bisa?

Desa ini ternyata mempunyai pasar yang tidak biasa, beraneka ragam makanan tradisional Jawa dijajakan di tempat ini, ada permainan anak dan juga ada pentas kesenian yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

Untuk bertransaksi di pasar ini, para pembeli tidak menggunakan mata uang rupiah secara langsung.

Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan dari pasar ini. Pasar ini bernama Pasar Papringan, terletak di Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Baca Juga : 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Sangat Sulit Dibayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi

Pasar Papringan hanya buka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon mulai pukul 6 pagi hingga barang yang diperdagangkan habis.

Namun bila Anda ingin berkunjung ke sana, saya sarankan jangan terlalu siang, karena jam 10 ke atas hampir semua makanan habis.

Pada pintu masuk pasar terdapat panitia yang melayani penukaran mata uang rupiah menjadi "Uang Pring".

Uang Pring atau uang yang terbuat dari bambu inilah yang nantinya digunakan untuk bertransaksi.

Bu Ela, selaku Koordinator Keuangan memberikan sedikit informasi bahwa di Pasar Papringan ini terdapat banyak jenis makanan tradisional.

"Ada sekitar 140 jenis makanan yang dijual di Pasar Papringan," katanya.

"Semua koordinator maupun penjual berasal dari Dusun Ngadiprono."

Kemudian asisten Bu Ela juga menambahkan keterangan lebih lanjut bahwa uang yang digunakan dinamakan Uang Pring karena terbuat dari bahan bambu.