Find Us On Social Media :

Orang Ini Sendirian Selama 30 Tahun Hijaukan Gurun Gersang di Afrika Barat, Salut!

By Intisari Online, Kamis, 3 Januari 2019 | 11:07 WIB

Intisari-Online.com - Orang-orang menyebutnya sebagai “the man who stopped the dessert” alias laki-laki yang menghentinkan penggurunan.

Ialah Yacouba Sawadogo, nyaris seorang diri selama 30 tahun menghijaukan gurun gersang di Afrika Barat.

Ia dianggap mampu memecahkan krisis yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh ilmuwan atau lembaga pembangunan manapun.

Yacouba melakukan itu semua dengan teknik yang sangat sederhana.

Baca Juga : Para Ilmuwan Ingin Hijaukan Gurun Sahara yang Gersang, Bagaimana Caranya?

Over-pertanian dan over-populasi selama bertahun-tahun mengakibatkan erosi tanah parah dan pengeringan di wilayah yang terletak di utara Burkina Faso itu.

Meskipun banyak peneliti baik nasional maupun internasional didatangkan untuk mengatasi persoalan ini, nyatanya mereka tidak banyak membantu.

Hingga akhirnya Yacouba memutuskan untuk mengambil masalah ini sendirian pada 1980.

Alih-alih mendapat sambutan baik dari warga sekitar, Yacouba justru mendapat ejekan. Metode yang ia terapkan menjadi bahan tertawaan.

Baca Juga : Ini Namanya Anjing-anjing Peduli Lingkungan, Mereka Ikut Serta Menebar Bibit untuk Menghijaukan Kembali Hutan yang Pernah Terbakar

Tapi ketika teknik-teknik yang ia praktikkan berhasil, mereka, para pencibir itu, terpaksa dan duduk dan memperhatikannya.

Tanpa banyak yang tahu, Yacouba menghidupkan kembali teknik pertanian Afrika kuno yang disebut “Zai”, dan teknik itulah yang membuatnya berhasil menghijaukan kembali tanah yang bertahun-tahun gersang itu.

Zai adalah teknik pertanian yang sangat sederhana dan murah. Dengan menggunakan sekop atau kapak, lubang-lubang kecil digali di tanah dan mengisinya dengan kompos.

Bibit pohon, milliet, atau sorghum, kemudian ditanam di kompis itu. Lubang akan menampung air ketika penghujan, sehingga mampu mempertahankan kelembaban dan nutrisi ketika kemarau datang.

Dengan aturan Zai, Yacouba akan menyiapkan lahan-lahan di musim kemarau—ini kebalikan dari praktik lokal.

Petani-petani lainnya dan bahkan pemilik tanah sempat menertawakannya, tapi mereka segera menyadari bahwa orang yang tertawai sangat jenius.

Dan hanya dalam 20 tahun, Yacouba berhasil mengkonversi daerah yang dulunya gersang menjadi hutan 30 acre dengan lebih dari 60 jenis pohon.

“Puluhan ribu hektar lahan-lahan yang awalnya tidak produktif dibuatnya kembali produktif berkat teknik Yacouba,” ujar Chris Reji, spesilis manajemen sumber daya alam Center for International Cooperation.