Penulis
Intisari-Online.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah memperingatkan Washington untuk tidak menguji kesabaran mereka dengan sanksi dan tekanan.
Berbicara dalam pidatonya di Tahun Baru (1/1/2019) yang disiarkan televisi, Kim mengatakan dia siap bertemu dengan Presiden AS Donald Trump kapan saja untuk menghasilkan sebuah kesepakatan bersama.
Namun, dia mengatakan Korea Utara akan dipaksa untuk mengambil jalan yang berbeda jika AS terus melanggar janjinya dan salah mengartikan kesabaran Korut dengan menuntut hal-hal tertentu serta terus mengenakan sanksi dan tekanan.
Dilansir dari Metro, Kim juga mengatakan AS harus menghentikan latihan militer bersama dengan Korea Selatan dan tidak mengerahkan militer strategis ke Korea Selatan.
AS dan Korut berusaha untuk mengatur pertemuan puncak kedua antara Trump dan Kim setelah pertemuan pertama di Singapura pada 12 Juni tahun lalu.
Kim menambahkan jika AS mengambil langkah-langkah secara benar dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, hubungan mereka akan berkembang dengan cepat melalui proses implementasi yang pasti dan langkah-langkah inovatif.
Kemudian Kim kembali mengingatkan isi perjanjian pada pertemuan 12 Juni tentang mengambil langkah-langkah untuk membangun rezim perdamaian yang stabil dan permanen serta mendorong ke arah denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.
Setelah perjanjian itu, Korut membuat pengumuman di dalam negeri dan internasional untuk mengambil berbagai tindakan yang menunjukkan komitmen mereka.
Baca Juga : Ingin Punya Tubuh Langsing? Konsumsilah 5 Jenis Teh Penyerap Lemak Ini
Bahwa Korut tidak akan lagi membuat atau menguji senjata nuklir dan tidak akan menggunakan atau menyebarkannya.
Pidato Kim diawasi dengan ketat ketika para pemimpin Korut secara tradisional menggunakan perayaan Tahun Baru untuk merefleksikan tahun lalu dan mengeluarkan tujuan kebijakan utama untuk tahun mendatang.
Kim menggunakan pidato Tahun Baru tahun lalu untuk memulai pendekatan diplomatik yang baru ditemukan dengan Seoul dan Washington, yang menghasilkan pertemuan antara Kim dengan presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Trump.
Kim juga bertemu tiga kali dengan Presiden China Xi Jinping untuk memperkenalkan kembali Beijing - sekutu utama Pyongyang - sebagai pemain utama dalam proses diplomatik untuk menyelesaikan kebuntuan nuklir.
Namun, pembicaraan nuklir antara AS dan Korut terhentid alam beberapa bulan terakhir karena mereka berjuang dengan urutan pelucutan senjata Korea Utara dan penghapusan sanksi pimpinan AS terhadap Korut.
Baca Juga : Cobalah Makan Seledri Setiap Hari, 14 Manfaat Kesehatan Ini Menanti Anda