Penulis
Intisari-Online.com -Setahun sudah para penggemar K-Pop berduka dengan kematian idola mereka Kim Jong-hyun atau Jonghyun SHINee.
Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah apartemen yang disewanya di Cheongdam-Dong, Seoul, Korea Selatan pada 18 Desember 2017 lalu.
Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Setelah agensi mengonfirmasi kematiannya, polisi menginvestigasi kasus tersebut dan menyimpulkan bahwa Jonghyun menginggal karena bunuh diri.
Baca Juga : Hati-hati! Suicide Bag: Cara Bunuh Diri dengan Helium yang Banyak 'Diajarkan' di Internet!
Tak sedikit selebritas di panggung hiburan yang melakukan bunuh diri karena berbagai permasalahan hidupnya.
Tindakan bunuh diri tentu bermula dari pikiran untuk bunuh diri, beberapa bisa terlepas dari pikiran tersebut, namun beberapa tidak.
Sebelum pemikiran untuk bunuh diri mempengaruhi menguasai hidup seseorang, dia harus segera mengatasinya agar tindak bunuh diri tidak terjadi dan kehidupannya kembali normal.
Risiko seseorang melakukan bunuh diri dapat meningkat dengan adanya sejumlah faktor risiko demografi dan sosial.
Faktor risiko demografi untuk bunuh diri termasuk orang yang retlatif muda, orang melajang, menjanda, atau orang yang berpisah atau bercerai.
Faktor-faktor risiko sosial untuk bunuh diri termasuk menjadi pengangguran, tingkat dukungan sosial yang buruk, orang yang berduka, orang yang melalui krisis kehidupan seperti kehilangan orang terkasih atau menjadi korban kekerasan fisik atau seksual.
Menurut Psychology Today, perilaku bunuh diri cenderung berkelompok dalam keluarga, sehingga riwayat keluarga yang disengaja melukai diri sendiri juga meningkatkan risiko seseorang untuk bunuh diri.
Ini mungkin karena bunuh diri adalah perilaku yang dipelajari, lebih mungkin, karena anggota keluarga berbagi predisposisi generik ke psikiater gangguan yang berhubugan dengan risiko bunuh diri yang lebih tinggi.
Baca Juga : Waspadalah, 5 Penyakit Mematikan Ini Ditandai Dengan Gatal Pada Kulit
Orang dengan gangguan jiwa yang resisten terhadap obat yang diresepkan atau tidak berhubungan dengan itu juga berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri, seperti halnya orang yang mengalami gejala spesifik tertentu seperti delusi penganiayaan, delusi kontrol, delusi kecemburuan, delusi kesalahan, memerintahkan delusi penganiayaan (misalnya seolah ada suara yang mengatakan 'ambil pisau itu dan bunuh diri').
Penyakit fisik juga dapat meningkatkan risiko bunuh diri, terutama kasus penyakit fisik yang bersifat terminal, yang melibatkan rasa sakit atau cacat jangka panang, atau yang memengaruh otak. Contohnya, kanker, diabetes, stroke, epilepsi, AIDS, dan lainnya.
Jika Anda diserang oleh pikiran untuk bunuh diri, hal pertama yang harus diingat adalah banyak orang yang telah mencoba bunuh diri dan selamat hingga akhirnya mereka merasa lega karena mereka tidak mengakhiri hidup mereka.
Pada saat mencoba bunuh diri, mereka mengalami perasaan putus asa karena kehilangan kendali atas hidup merekadan hal-hal dalam hidup mereka nampaknya tidak pernah menjadi lebih baik.
Baca Juga : Termasuk Obati Diabetes, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Daun Mangga!
Satu-satunya hal yang masih mereka kendalikan adalah keputusan untuk hidup atau mati, dan melakukan bunuh diri sepertinya adalah satu-satunya pilihan yang tersisa. Padahal hal ini tidak pernah benar.
Beberapa pemikiran yang mungkin menyertai pikiran untuk bunuh diri termasuk:
- Saya ingin melarikan diri dari penderitaan saya- Saya tidak punya pilihan lain- Saya orang yang mengerikan dan tdak pantas hidup- Saya telah mengkhianati orang yang saya cintai- Orang yang saya cintai akan lebih baik tanpa saya, dan lainnya
Pikiran apa pun yang Anda alami dan betapa pun buruknya perasaan Anda, ingatlah bahwa Anda tidak selalu merasa seperti ini dan bahwa Anda tidak akan selalu merasa seperti ini.
Strategi penanggulangan yang efektif untuk mengatasi pemikiran bunuh diri adalah menemukan seseorang yang Anda percayai, seperti teman, saudara, atau guru, lalu berbagi atau ceritakaan tentang perasaan Anda pada mereka.
Jika Anda tidak menemukan siapa pun, atau tidak ada orang yang membuat Anda nyaman untuk berbagi perasaan, ada sejumlah orang seperti psikolog yang siap Anda mintai bantuan setiap saat.
Terlibat dalam kegiatan seperti menulis, menggambar, atau memainkan alat musik juga dapat dijadikan solusi dan memungkinkan Anda untuk mengekspresikan dan memahami perasaan Anda.
Strategi lainnya termasuk membaca buku yang bagus, mendengarkan musik klasik atau jazz, menonton program komedi atau alam, bahkan hanya memasak makanan sederhana atau pergi ke mall.
Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam juga bisa membantu, seperti yoga dan meditasi.
Namun, hindari alkohol dan obat-obatan karena ini dapat membuat perilaku Anda lebih impulsif dan tidak terkendali.
Buat semua daftar hal positif tentang diri Anda dan daftar semua hal positif tentang kehidupan Anda, termasuk hal-hal yang sejauh ini menghalangi Anda untuk melakukan bunuh diri.
Simpan daftar itu dan bacalah setiap kali Anda diserang oleh pikiran untuk bunuh diri.
Pada selembar kertas terpisah, tuliskan pula rencana keselamatan untuk saat-saat ketika Anda merasa ingin bertindak atau pemikiran untuk bunuh diri terjadi.
Rencana keselamatan dapat melibatkan penundaan upaya bunuh diri paling tidak 48 jam, dan kemudian berbicara dengan seseorang tentang pikiran dan perasaan Anda sesegera mungkin.
Diskusikan rencana keselamatan dengan seorang profesional perawatan kesehatan dan berikan komitmen untuk itu.
Kadang-kadang bahkan tidur malam yang nyenyak dapat mengubah pandangan Anda secara signifikan, dan jangan pernah remehkan pentingnya tidur.
Contoh rencana keselamatan dari pemikiran atau upaya untuk bunuh diri:
1. Bacalah daftar hal positif tentang diri sendiri
2. Bacalah daftar hal-hal positif tentang kehidupan sendiri dan ingatkan diri sendiri tentang hal-hal yang sejauh ini menghalangi diri sendiri dari melakukan bunuh diri.
3. Alihkan diri dari pikiran ingin bunuh diri dengan membaca buku, mendengarkan musik klasik, atau menonton film atau komedi favorit.
4. Tidur dengan nyenyak. Ambil tablet tidur jika perlu.
5. Tunda upaya bunuh diri paling tidak 48 jam.
6. Hubungi orang-orang terdekat untuk berbagi perasaan atau hubungi profesional perawatan kesehatan. 7. Pergi ke tempat di mana diri sendiri merasa aman seperti pusat komunitas atau pusat olahraga.
8. Pergi ke Ruang Gawat Darurat.
Setelah Anda menjadi lebih mantap dengan diri sendiri, penting untuk mengatasi penyebab pikiran untuk bunuh diri dan membuangnya sejauh mungkin dari kehidupan.
Diskusikan hal ini dengan dokter Anda atau profesional perawatan kesehatan lain, yang akan membantu mengidentifikasi bentuk bantuan yang paling tepat.
Baca Juga : Ini Alasannya Mengapa Banyak Makan Sayur dan Buah Bikin Bahagia