Diklaim Sembunyikan Kandungan Asbes dalam Produk Bedaknya, Kekayaan Johnson & Johnson 'Raib' Rp580 triliun

Ade Sulaeman

Penulis

Harga saham J & J jatuh setelah Reuters melaporkan bahwa perusahaan itu sudah tahu selama beberapa dekade ada kandungan asbes di produk bedak bayi.

Intisari-Online.com -Tersenggol masalah, harga saham Johnson & Johnson (J & J) merosot 10% pada Jumat (14/12), persentase penurunan terbesar dalam lebih dari 16 tahun terakhir.

Harga saham J & J jatuh setelah Reuters melaporkan bahwa perusahaan itu sudah tahu selama beberapa dekade ada kandungan asbes di produk bedak bayi.

Anjloknya harga saham J & J tersebut membuat kapitalisasi pasar emiten ini menguap sebanyak US$ 40 miliar atau setara Rp 580 triliun (kurs US$ 1 = Rp 14.500).

Baca Juga : Selama Beberapa Dekade, Bedak Bayi 'Ikonik' Ini Ternyata Sengaja Sembunyikan Kandungan Berbahaya dari Produknya

Investor mengkhawatirkan dampak laporan ini akan membuat J & J harus menghadapi ribuan tuntutan hukum terkait produk bedak bayi.

Reuters melaporkan, J & J diketahui telah mengetahui keberadaan sejumlah kecil asbes dalam produknya sejak tahun 1971.

Temuan ini berdasarkan pemeriksaan Reuters terhadap memo perusahaan, laporan internal dan dokumen rahasia lainnya.

Baca Juga : Tak Hanya untuk Bayi, Bedak Bayi Juga Bisa Digunakan untuk Merawat Kecantikan Lho...

Johnson & Johnson membantah laporan tersebut.

"Ini semua upaya yang dihitung untuk mengalihkan perhatian dari fakta bahwa ribuan tes independen membuktikan produk bedak bayi kami tidak mengandung asbes atau menyebabkan kanker," tandas Ernie Knewitz, Vice President of Global Media Relations J & J dalam tanggapan via email atas laporan tersebut.

Perusahaan itu juga mengatakan bahwa produk Baby Powder bebas asbes dan mereka akan terus mempertahankan keamanan produknya.

Baca Juga : Nenek 65 Tahun Tuntut Produsen Bedak Bayi: Benarkah Bedak Bayi Berbahaya Bagi Organ Vital Perempuan?

J & J pada tahun 1976, telah meyakinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) atau Food and Drug Administration AS bahwa tidak ada asbes yang terdeteksi dalam sampel produk bedak bayi yang diproduksi antara Desember 1972 dan Oktober 1973.

Ketika itu, setidaknya tiga tes oleh tiga laboratorium yang berbeda dari tahun 1972 hingga 1975 telah menemukan asbes dalam bedak bayi.

J & J telah mendominasi pasar bedak bayi selama lebih dari 100 tahun.

Baca Juga : Wanita Ini Memenangkan Gugatan Terhadap Johnson & Johsnon Karena Terkena Kanker Ovarium Gara-gara Bedak Bayi

Namun produk tersebut berkontribusi hanya 0,5% dari total pendapatan J & J yang sebesar US$ 76,5 miliar di tahun lalu.

(Khomarul Hidayat)

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Kapitalisasi pasar J & J lenyap Rp 580 triliun gara-gara kasus bedak bayi".

Baca Juga : Apakah Bedak Bayi Bisa Sebabkan Kanker? Antara Kontroversi dan Tuntutan Hukum