Find Us On Social Media :

Penelitian Ungkap Terapi Kafein dapat Tingkatkan Perkembangan Otak pada Bayi Prematur

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 15 Desember 2018 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com – Dosis harian terapi kafein bisa aman untuk bayi prematur dan dapat meningkatkan perkembangan otak mereka serta fungsi paru-paru. Demikian menurut para peneliti.

Penelitian ini menunjukkan bahwa memulai terapi kafein untuk bayi yang lahir di bawah 29 minggu, yang berada di unit perawatan intensif neonatal (NICU), dalam waktu dua hari setelah kelahiran mempersingkat waktu yang diperlukan bayi untuk menggunakan ventilator.

Ini juga mengurangi risiko bronchopulmonary dysplasia (BPD) - suatu bentuk penyakit paru kronis yang disebabkan oleh kerusakan paru-paru dari penggunaan ventilator. "Kafein adalah obat yang paling umum digunakan di NICU setelah antibiotik," kata Abhay Lodha, Associate Professor di University of Calgary di Kanada, seperti dilansir dari thehealthsite.

Baca Juga : Duh, Bayi Prematur Ini Meninggal Setelah Dokter Tak Sengaja Melukai Kepalanya Saat Operasi Caesar "Kafein juga dapat meningkatkan peregangan paru-paru dan ekspansi yang lebih baik, curah jantung dan tekanan darah pada bayi prematur, yang meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh dan otak, mengurangi durasi ventilasi mekanik dan risiko penyakit paru-paru kronis dan cedera pada otak yang sedang berkembang, " tambah Lodha. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, menemukan bahwa pengobatan kafein secara dini tidak memiliki efek negatif jangka panjang pada perkembangan saraf. Di sisi lain, itu terkait dengan skor kognitif yang lebih baik, dan mengurangi kemungkinan cerebral palsy - gangguan bawaan gerakan, tonus otot atau postur - dan gangguan pendengaran, studi menunjukkan.

Baca Juga : 28 Tahun Berlalu, Perawat ini Bertemu Dokter yang Ternyata Merupakan Bayi Prematur yang Dirawatnya Dulu "Sangat penting bahwa kita memahami efek jangka panjang kafein sebagai pengobatan dan memastikan bayi-bayi ini tidak hanya bertahan hidup tetapi memiliki kualitas hidup di jalan," Lodha mencatat. Untuk penelitian ini, tim peneliti memeriksa 2.108 neonatus di antaranya 1.545 berada di kelompok kafein awal dan 563 berada di kelompok kafein akhir. Mereka memeriksa data bayi pada usia 18 hingga 24 bulan di mana mereka dinilai untuk perkembangan kognitif, bahasa dan motorik mereka.

 Baca Juga : Tak Disangka, Ternyata Kafein dan Viagra Bermanfaat untuk Bayi Prematur