Penulis
Intisari-Online.com -Pendeta dan puluhan jemaat gereja Protestan yang tidak resmi di China dilaporkan hilang pada Senin (10/12/2018).
Mereka hilang usai pihak berwenang menggerebek rumah-rumah.
Menurut pernyataan Early Rain Covenant Church yang bermarkas di Chengdu, Sichuan, penyisiran polisi itu digelar pada Minggu (9/12/2018) malam.
Umat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, beberapa pemimpin gereja, termasuk pendeta Wang Yi ditahan.
Baca Juga : China Siapkan Rp6 Triliun untuk Kirim 272 Satelit Demi Sediakan WiFi Gratis di Seluruh Dunia
Setidaknya, ada 80 orang yang dinyatakan hilang, tapi tidak diketahui jelas berapa banyak yang ditahan atau jumlah yang belum terhitung.
"Sebagian besar anggota gereja dibawa dari rumah mereka, dan beberapa ditangkap di jalan," kata seorang jemaat kepada AFP.
"Beberapa ditemukan melalui ponsel dan dibawa pergi," ucapnya.
Polisi Sichuan menolak berkomentar, sementara Polisi Chengdu tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan konfirmasi.
Baca Juga : Keanehan China, Negara Komunis Tapi Banyak Melahirkan Miliarder Baru
Seperti diketahui, ada gereja Protestan resmi dan tidak resmi di China, termasuk Early Rain Covenant Church.
Sementara gereja yang diakui negara harus turut menampilkan lagu-lagu Partai Komunis dalam ibadat.
Gereja Katolik juga terbagi antara gereja tidak resmi yang dengan uskup yang diakui Vatikan, dan gereja resmi yang diatur.
Baca Juga : Perang Dagang China-AS, Kedua Negara Sepakat Tidak Ada Tarif Tambahan Setelah 1 Januari 2019
Menurut ChinaAid, organisasi hak asasi manusia Kristen, Early Raid Covenant Church telah berulang kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari polisi dan pejabat masyarakat.
"Serangan besar-besaran pada malam hari terhadap mereka merupakan peningkatan terhadap penganiayaan agama di China," tulis Bob Fu, pendiri ChinaAid
Early Raid Covenant Church memilih tidak mendaftar secara resmi karena menginginkan kebebasan beragama.
Sepanjang tahun ini, gereja-gereja tidak resmi di China mengalami tekanan. Pada September lalu, pejabat Beijing menutup Gereja Sion karena beroperasi tanpa izin.
Baca Juga : Demi Mendapat Utang, Ratusan Mahasiswa China Rela Serahkan Foto Bugil, Untuk Apa?
Pada November lalu, uskup gereja tak resmi Vatikan di China dilaporkan menghilang, meski ada kesepakatan bersejarah tentang pengangkatan uskup pada September lalu antara Beijing dan Takhta Suci.
Sebagai informasi, kedua negara tersebut memutuskan hubungan diplomatik pada 1951.
(Veronika Yasinta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Digerebek Polisi, Puluhan Umat Gereja di China Hilang".
Baca Juga : Pabrik Kimia di China Meledak, 22 Orang Tewas dan 11 Orang Terluka, Tapi Kenapa Dianggap 'Biasa'?