Penulis
Intisari-Online.com - Gesche Gottfried adalah orang terakhir yang dipancung di depan umum di Bremen.
Setelah membunuh 15 orang dengan arsenik dia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada hari ulang tahunnya yang ke-43 pada tahun 1831.
Sebanyak 35.000 orang menyaksikan kepalanya berguling ke tempat yang sekarang ditandai dengan batu basal.
Orang-orang Bremen, Jerman, menghormati pembunuh berantai produktif dengan cara spuckstein (meludahi batu) di alun-alun kota Domshof.
Baca Juga : Lahir dengan Satu Hati dan 'Dipisahkan' pada Usia 6 Minggu, Kembar Siam Ini Kini Tumbuh Mengagumkan
Motif pembunuhannya tidak pernah ditemukan, dan itu masih diperdebatkan.
Tetapi saran yang logis adalah bahwa dia memiliki Sindrom Munchausen.
Penderitanya akan mengarang atau membesar-besarkan penyakit pada orang-orang yang mereka sayangi.
Daftar korbannya termasuk orang tuanya, dua suami, tunangan, beberapa teman, dan anak-anaknya.
Baca Juga : Kisah Suami yang Ingin Cari Istri Baru, Namun Batal Setelah Istrinya Mengatakan Hal Ini...
Dalam membunuh, Gottfried menggunakan racun tikus yang disebut "Mäusebutter" yang terdiri dari serpihan kecil arsenik yang dicampur dengan lemak hewani.
Dia mencampur dosis kecil ke dalam makanan korbannya, dan merawat mereka saat mereka menjadi semakin sakit.
Dia sangat disukai di daerah itu dan disebut sebagai 'malaikat belas kasihan' oleh karenanya.
Bahkan teman-temannya juga merasa kasihan padanya karena kehilangan banyak kerabat.
Setelah kematiannya, phrenologists menggunakan topeng kematiannya untuk mempelajari pola wajah wanita kriminal.
Gottfried adalah salah satu penjahat keji yang harus dihukum pancung.
Para warga Bremen terus menunjukkan ekspresi jijiknya dengan meludahi batu yang ditandai dengan salib dan dipasang di jalan berbatu.
Baca Juga : Pedagang Ikan Rugi Rp73 Juta Setelah Ribuan Ikan Mas-nya 'Lenyap' Ketika Diangkut, Begini Kronologinya