Find Us On Social Media :

Paus Sperma Mati 'Mengandung' 5,9 Kg Sampah Plastik: Pria Asal Surabaya Ini Bisa Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

By Intisari Online, Rabu, 21 November 2018 | 10:30 WIB

Intisari-Online.com - Seekor paus sperma terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam kondisi mati, Senin (19/11/2018).

Belum diketahui pasti penyebab matinya paus ini. Namun, Saleh Hanan, aktivis dari Yayasan Lestari Alam Wakatobi, menduga penyebab kematiannya adalah akibat sampah plastik.

Dugaan tersebut merujuk pada ditemukannya sampah plastik seberat 5,6 kg di dalam perut paus sepanjang 9,6 meter tersebut.

Ya, sampah plastik yang diproduksi lalu sering kali dibuang secara sembarangan oleh manusia memang memiliki dampak yang mengerikan bagi lingkungan.

Baca Juga : Paus Sperma Mati 'Mengandung' 5,9 Kg Sampah Plastik: 7 Foto tentang Dampak Mengerikan dari Sampah Plastik Ini Tak Kalah Mengerikan

Kesadaran akan bahaya itulah yang menjadi ide awal Dimas Agus Wijanarko (42).

Tukang sablon asal Jakarta tersebut mampu membuat mesin sederhana yang bisa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, solar, dan minyak tanah.

Senin (21/5/2018) pagi, pria kelahiran Surabaya itu memberikan workshop kepada para pegawai negeri sipil (PNS) di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung untuk menjelaskan bagaimana cara kerja mesin kecil yang ia buat.

Baca Juga : 4 Cara Tangani Membludaknya Sampah Plastik di Dunia, Termasuk di Indonesia

Secara sederhana, kata Dimas, mesin yang ia buat menggunakan bahan yang mudah didapat. Seperti pipa, keran, dan beberapa bagian yang terbuat dari besi dan alumunium.

Ia menuturkan, proses pengolahan itu menggunakan metode destilasi kering.

Plastik kering yang sudah dipilah atau dicacah dimasukan ke dalam tabung reaktor. Tabung ditutup rapat kemudian dipanaskan menggunakan kompor gas dengan suhu tinggi.

Baca Juga : Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar ke-2 di Dunia: Ini 3 Hal yang Bisa Kita Lakukan

"Sistem kerjanya, dengan pemanasan suhu yang cukup tinggi, minimal atau tanpa oksigen. Sehingga terjadi reaksi kimia dalam tabung reaktor. Menghasilkan gas dan berubah menjadi cair (bahan bakar). Prosesnya sekitar 5-10 menit," kata Dimas.

Idealnya, sambung Dimas, 1 kilogram plastik dapat menghasilkan satu liter bahan bakar jenis premium.

Meski dengan cara kerja sederhana, kualitas bahan bakar yang dihasilkan pun punya kualitas baik.

"Kami setiap hari melakukan riset. Data setiap hari kami tulis dan akhirnya kami melakukan uji lab Sucofindo. Yang kami dapat, kandungan cetane dari solar kami 63,5 di atas Pertamina Dex yang hanya punya 54,3," ungkapnya.

Baca Juga : Foto-foto Ini Buktikan Jumlah Sampah Plastik di Laut Sudah Tak Terhingga, Miris!